Tampilkan postingan dengan label Pernik Kehidupan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pernik Kehidupan. Tampilkan semua postingan

Kamis, September 03, 2020

Abdul Rauf Layak Menjadi Teman Perjuangan!

Menu tulisan kita pagi ini masih berkaitan dengan syekh @Abdul Rauf,A.Md mengapa beliau saya anggap layak untuk menjadi teman seperjuangan. Kami sering sekali berdiskusi segala tema sesuatu. Kadang serius, kadang ngalor-ngidul, kadang romantis dan kadang juga agak “naka.l” Ini adalah salah satu yang pernah saya rekam, mohon #Bersabar kalau agak panjang….



Pernahkah engkau wahai sahabat berpikir untuk menjadi orang biasa saja? Disaat beban datang begitu bertubi-tubi. Tekanan menambah  kesesakan di dada. Pernahkah engkau ingin menjadi orang biasa saja? Tinggal di tempat yang hijau, dekat dengan sebuah oase yang subur? lalu menikmati kehidupan yang bahagia tanpa gangguan seorang pun? Menikmati hembusan semilir angin setiap pagi dan sore. Menyambut sinaran mentari yang hangat tetapi tidak membakar. Alangkah indahnya. Bahagia. Inilah yang pernah diungkapkan oleh seorang sahabat sepulang dari perang Tabuk. Namun Syurga lebih indah dari semua itu. Yah syurga lebih indah dari semua itu. Syurga berada di bawah kilatan pedang. Syurga berada di dalam riuhnya perjuangan.

Kadangku  membayangkan bagaimanakah syurga itu ada di bawah kilatan pedang. Imajinasiku bermain dan seakan semua itu tergambar dengan jelas dihadapan mataku. Pemandangan permainan pedang yang indah. Menampakkan kilatan-kilatan cahaya dan percikan bunga api. Indah sekali.

Kita membutuhkan seorang teman, bahkan lebih dalam perjalanan panjang ini. Kita berjuang bersama bukan hanya untuk menghancurkan pasungan egoisme yang membelenggu kita. Karena kadang kapasitas kita untuk #Bersabar dalam perjuangan menipis. Sehingga kita  tak merasa kokoh dengan kesendirian kita. Berpikir  kita dapat berbuat apapun sesuai dengan apa yang kita pikirkan dan kita inginkan. Tapi ingatlah wahai para saudara seperjuangan.Kita hanya akan berjalan-jalan di tempat saja. Seperti seekor keledai yang sedang memutar penggilingan gandum atau penggilingan tebu. Apakah engkau bisa membayangkannya.

Karena selain sebagai seorang hamba yang terikat dengan ketentuan Allah kita juga adalah makhluk sosial. Kalau kita berputar hanya di suatu tempat sampai membuat empat yang kita buat pijakan menjadi becek dan berlumpur. Sesungguhnya kita tidak kemana-mana. Walaupun keringat sudah membanjir dan engkau merasakan sudah melakukan perjalanan panjang. Engkau masih jalan di tempat. Pengetahuan kita tidak sebanding dengan pengetahuan Allah SWT. Rasa pengangungan kepada Allah yang akan membuat jiwa kita didominasi oleh ketenangan berada di hadapan Allah SWT. Beribadah untuk-Nya seperti apa yang disebutkan oleh Abu Faras :

 

Biarlah Engkau Bahagia

Sekalipun kehidupan ini begitu pahit

Biaralah engkau Ridha

Sekalipun semua orang marah

Biarlah antara Aku dan Engkau ada kemesraan

Sekalipun saya dan lainnya berjauhan

Asalakan engaku cinta

Maka segala sesuatunya akan enteng

Dan segala sesuatu yang ada di bumi adalah debu

 

Kalau mendapatkan seorang teman dalam perjuangan ini ingatlah apa yang diungkapkan oleh syair Hatim at –Thayib berikut ini :

 

Bila anda mengendarai seekor Unta

Jangan biarkan kawan anda yang berada di belakang hanya bisa berjalan

Rendahkanlah untamu dan naikkan dia

Bila unta itu sanggup naikilah berdua

Bila tidak maka saling bergantianlah

 

Saya memandang @abdul Rauf, A.Md persis seperti syair Hatim at-Thayib diatas. Tawadhu, rendah hati #Bersabar memperlakukan sahabat dan teman seperjuangannya. Sehingga ada kesan indah dan selesa setiap bertemu dengannya. Dan selalu teringat dengan senyuman manisnya. Saya berlindung kepada Allah SWT semoga ini penilaian yang tidak berlebihan. Kalau tidak percaya, cobalah bercengkerama dengannya.  

 

Namun apabila engkau meragukan ketulusan seseorang tanyakanlah dengan bijak kepadanya dan berlemah-lembut seperti syair Mustaqib al-“abdi berikut ini :

 

Jadilah saudaraku dalam arti sesungguhnya

Sehingga aku bisa membedakan keburukanku dan kebaikanku

Bila tidak

Jauhilah aku dan jadikan aku musuhmu

Sehingga aku mewaspadaiku

Dan engkau mewaspadaiku

 

 Manfaat seorang teman adalah memberikan pilihan di saat kita membutuhkannya. Walaupun yang mereka berikan itu bukan pemecahan masalah tetapi itu membuat kita berpikir untuk menyelesaikan suatu masalah. Jadi teman bukanlah setiap orang yang sepakat dengan apapun yang kita inginkan. Itulah seorang teman  yang sejati. Orang yang selalu dapat mengingatkan kita di saat lupa. Teman sejati adalah orang-oraqng yang mengingatkan kita bahwa kita adalah hanya manusia biasa. Bahwa kita semua dalah hamba.

Siapa yang sepakat silahkan saya tidak memaksa. Siapa yang tidak sepakat tidak mengapa karena saya dan anda adalah orang-orang yang sedang mencari siapakah yang layak untuk dijadikan teman. Sehingga saling belajar untuk saling memahami. Tulisan ini adalah hanya tulisan hasil perenungan. Dan refleksi setelah saya membaca buku syaikh yusuf al-Qaradhawi yang berjudul : “ Syaikh al-Ghazali Kamaa Araftuhu : Rihlatu Qarnin “ ( ini judul aslinya : siapa yang ingin baca ada kok yang edisi Indonesia) Ini adalah tulisan apa adanya.  Jadi marilah jangan berpikir jangan jadi orang yang biasa-biasa saja. Selalu #Bersabar menghadapi serba-serbi kehidupan dunia ini.  Wallahu ‘alam.

 

Intanshurullaha yansurkum wayutsabbit aqdamakum

 

(Pekanbaru, Ruang Kerjaku, pagi 15 Muharram 1442 H, 03 September 2020H. 07.06 WIB)

 

Rabu, September 02, 2020

Qona’ah

Saya tulis tulisan ini dalam tajuk pernik kehidupan, dan akan ada serial lanjutannya Insha Allah setelah membuka-buka kembali catatan kenangan, terutama yang berhubungan erat dengan saudara saya Abdul Rauf, A.Md. saya mendapatkan banyak hasil dialog dan renungan kami masih ada yang terekam dalam catatan harian saya. Maka agar tidak lapuk dan lekang di telan zaman saya coba untuk menuliskan kembali pernik-pernik pemikiran tersebut dengan tajuk "Pernik Kehidupan." 

temanya saat ini adalah Qona'ah (#Bersabar Melalui kehidupan) 



Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka. Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar  (Q.S An-Nisa’ [4]: 145-146)

Mereka menjawab: "(Itu) adalah mimpi-mimpi yang kosong dan kami sekali-kali tidak tahu menta'birkan mimpi itu." (Q.S Yusuf [12]: 44)

Belajar dari Nabi Yusuf

Nabi Yusuf As sebenarnya dengan menakwilkan mimpi sang raja mengajarkan kepada kita fungsi perencanaan dalam suatu komunitas. Perencanaan yang baik inilah yang nantinya akan membawa kita pada sifat qonaah, menerima ketetapan Allah Swt. Perencanaan bukan hanya dalam komunitas, tetapi juga ada dalam level pribadi setiap individu. Perencanaan pribadi itu adalah sunnah dan disyariatkan.

 Teladan bagaimana #Bersabar paling baik dalam menjalani kehidupan ada pada kisah nabi Yusuf as, bahkan sudah disertifikasi oleh Allah SWT dalam Al Qur'an sebagai kisah yang paling baik dan paling lengkap di dalam Al Qur'an yang mulia. 

Allah juga melakukan perencanaan dengan pentahapan pencitaan alam semesta, pentahapan penciptaan makhluk. Padahal Allah berkuasa untuk tidak melakukan pentahapan. Sebenarnya ini menunjukkan kepada kita bahwa perencanaan itu penting.

Bahkan musuh manusia yang paling besar, Iblis, juga menyampaikan perencanaan makarnya kepada Allah Swt dan meminta waktu sampai hari kiamat untuk melaksanakan proyek perencanaannya tersebut. Sebagaimana yang kita tahu Iblis juga #Bersabar, tekun dan ulet, tapi ini disebabkan oleh dendamnya yang membara kepada anak cucu Adam as. 

Semangat Ilmu

Dalam bersikap qonaah ini perlu ilmu. Denganilmu itulah perencanaan akan terwujud dengan baik. Dengan bekal ilmu itulah maka nabi Yusuf memberanikan diri menawarkan tugas sebagai bendahara setelah ditawarkan oleh sang Raja bahwa ia akan menjadi orang kepercayaannya.  Sehingga dapat kita ambil pelajaran bahwa semangat kita bekerja akan sebanding dengan ilmu yang kita punyai mengenai pekerjaan tersebut.

Sehingga benarlah perkataan Imam Hasan Al Banna,” Batas semangat pada ilmu adalah pada sosok yang ahli dengan ilmunya.” Maksudnya kita betul-betul mengetahui apa yang kita kerjakan. Sehingga kalau hasilnya kurang memuaskan kita dapat memahami bahwa itulah hasil dari ilmu yang kita miliki. Dan semangat inilah yang disebut qona’ah.

Kehidupan berjamaah ini berat. Maka kita harus memperbanyak #Bersabar dan menerima segala sesuatu apa adanya. Karena kehidupan berjamaah itu adalah nikmat. Dan itu adalah nikmat yang besar. Nikmat ini tidak akan dapat dimengerti dan dinikmati oleh orang yang tidak berjamaah.

Oleh karena itu, perbanyaklah sikap qona’ah. Tentu dengan membuat perencanaan terlebih dahulu. Dan perencanaan itu memerlukan ilmu yang sesuai dengan pekerjaan yang akan kita lakukan. Selanjutnya #Bersabar dengan ketetapan Allah SWT

Intanshurullaha yansurkum wayutsabbit aqdamakum

(kamar kostku, Rabu, 10 Jumadil Tsani 1430 H/ 03 Juni 2009 M 22:05 WIB)

Sabtu, Desember 27, 2008

Ummi..

Ummi..

Waktu kamu berumuran 1 tahun , dia menyuapi dan memandikanmu ... sebagai balasannya ... kau menangis sepanjang malam.
Waktu kamu berumur 2 tahun , dia mengajarimu bagaimana cara berjalan ..
sebagai balasannya .... kamu kabur waktu dia memanggilmu
Waktu kamu berumur 3 tahun, dia memasak semua makananmu dengan kasih sayang .. sebagai balasannya ..... kamu buang piring berisi makananmu ke lantai
Waktu kamu berumur 4 tahun, dia memberimu pensil warna ... sebagai balasannya .. kamu corat coret tembok rumah dan meja makan
Waktu kamu berumur 5 tahun, dia membelikanmu baju-baju mahal dan indah..sebagai balasannya ... kamu memakainya bermain di kubangan lumpur
Waktu berumur 6 tahun, dia mengantarmu pergi ke sekolah ... sebagai
balasannya ... kamu berteriak 'NGGAK MAU ..!'
Waktu berumur 7 tahun, dia membelikanmu bola ... sebagai balasannya .kamu melemparkan bola ke jendela tetangga
Waktu berumur 8 tahun, dia memberimu es krim ... sebagai balasannya...kamu tumpahkan dan mengotori seluruh bajumu
Waktu kamu berumur 9 tahun , dia membayar mahal untuk kursus-kursusmu .sebagai balasannya .... kamu sering bolos dan sama sekali nggak mau belajar


Waktu kamu berumur 10 tahun, dia mengantarmu kemana saja, dari kolam renang sampai pesta ulang tahun .. sebagai balasannya .... kamu melompat
keluar mobil tanpa memberi salam
Waktu kamu berumur 11 tahun, dia mengantar kamu dan temen-temen kamu ketempat hiburan .. sebagai balasannya ... kamu tinggalkan ia sampai kebingungan menunggu...
Waktu kamu berumur 12 tahun, dia melarangmu melihat acara tv khusus untuk orang dewasa ... sebagai balasannya .... kamu tunggu sampai dia keluar rumah
Waktu kamu berumur 13 tahun, dia menyarankanmu untuk memotong rambut karena sudah waktunya .sebagai balasannya.. kamu bilang dia tidak tahu mode
Waktu kamu berumur 14 tahun, dia membayar biaya untuk kemahmu selama liburan .. sebagai balasannya .... kamu nggak pernah menelponnya
Waktu kamu berumur 15 tahun, pulang kerja dia ingin memelukmu ...
sebagai balasannya ..... kamu kunci pintu kamarmu
Waktu kamu berumur 16 tahun, dia mengajari kamu mengemudi mobil ....sebagai balasannya .... kamu pakai mobilnya setiap ada kesempatan tanpa
mempedulikan kepentingannya


Waktu kamu berumur 17 tahun, dia sedang menunggu telpon yang penting ... sebagai balasannya .... kamu pakai telpon nonstop semalaman,
waktu kamu berumur 18 tahun, dia menangis terharu ketika kamu lulus SMA.. sebagai balasannya .... kamu berpesta dengan teman-temanmu sampai pagi

Waktu kamu berumur 19 tahun, dia membayar semua ku lia hmu dan mengantarmu
ke kampus pada hari pertama ..... sebagai balasannya .... kamu minta
diturunkan jauh dari pintu gerbang biar nggak malu sama temen-temen
Waktu kamu berumur 20 tahun, dia bertanya 'Darimana saja seharian ini?'.. sebagai balasannya ... kamu menjawab 'Ah,
cerewet amat sih, pengen tahu urusan orang.'
Waktu kamu berumur 21 tahun, dia menyarankanmu satu pekerjaan bagus untuk karier masa depanmu ... sebagai balasannya .... kamu bilang 'Aku nggak mau
seperti kamu.'


Waktu kamu berumur 22 tahun,

dia memelukmu dan haru waktu kamu lulus
perguruan tinggi .. sebagai balasanmu ... kamu nanya kapan kamu bisa main ke luar negeri


Waktu kamu berumur 23 tahun,

dia membelikanmu 1 set furniture untuk rumah
barumu ... sebagai balasannya ... kamu ceritain ke temanmu betapa jeleknya furniture itu


Waktu kamu berumur 24 tahun,

dia bertemu dengan tunanganmu dan bertanya
tentang rencana di masa depan ... sebagai balasannya ... kamu mengeluh
'Aduh gimana sih kok bertanya seperti itu.'


Waktu kamu berumur 25 tahun,

dia membantumu membiayai pernikahanmu ..
sebagai balasannya ... kamu pindah ke kota lain yang jaraknya lebih dari 500 km.


Waktu kamu berumur 30 tahun,

dia memberimu nasehat bagaimana merawat
bayimu ... sebagai balasannya .... kamu katakan 'Sekarang jamannya sudah beda.'


Waktu kamu berumur 40 tahun , dia menelponmu untuk memberitahu pesta salah
satu saudara dekatmu ... sebagai balasannya kamu jawab 'Aku sibuk sekali,
nggak ada waktu.'

Waktu kamu berumur 50 tahun, dia sakit-sakitan sehingga memerlukan perawatanmu ... sebagai balasannya .... kamu baca tentang pengaruh negatif orang tua yang numpang tinggal di rumah anaknya

dan hingga SUATU HARI, dia meninggal dengan tenang ... dan tiba-tiba kamu
teringat semua yang belum pernah kamu lakukan, ... dan itu menghantam
HATIMU bagaikan pukulan godam

MAKA ...
JIKA ORANGTUAMU MASIH ADA ... BERIKANLAH KASIH SAYANG DAN PERHATIAN LEBIH DARI YANG PERNAH KAMU BERIKAN SELAMA INI
JIKA ORANG TUAMU SUDAH TIADA .... INGATLAH KASIH SAYANG DAN CINTANYA YANG TELAH DIBERIKANNYA DENGAN TULUS TANPA SYARAT KEPADAMU




Ini adalah mengenai Nilai kasih Ibu dari Seorang anak
yang mendapatkan ibunya sedang sibuk menyediakan makan malam di dapur.
Kemudian dia menghulurkan sekeping kertas yang
bertulis sesuatu. si ibu segera membersihkan tangan dan lalu menerima
kertas yang dihulurkan oleh si anak dan membacanya.

OngKos upah membantu ibu:
1) Membantu Pergi Ke Warung: Rp20.000
2) Menjaga adik Rp20.000
3) Membuang sampah Rp5.000
4) Membereskan Tempat Tidur Rp10.000
5) menyiram bunga Rp15.000
6) Menyapu Halaman Rp15.000
Jumlah : Rp85.000

Selesai membaca, si ibu tersenyum memandang si anak
yang raut mukanya berbinar-binar.
Si ibu mengambil pena dan menulis
sesuatu dibelakang kertas yang sama.

1) OngKos mengandungmu selama 9bulan - GRATIS
2) OngKos berjaga malam karena menjagamu -GRATIS
3) OngKos air mata yang menetes karenamu - GRATIS
4) OngKos Khawatir kerana selalu memikirkan keadaanmu - GRATIS
5) OngKos menyediakan makan minum, pakaian dan keperluanmu - GRATIS
6) OngKos mencuci pakaian, gelas, piring dan keperluanmu - GRATIS
Jumlah Keseluruhan Nilai Kasihku - GRATIS

Air mata si anak berlinang setelah membaca. Si anak
menatap wajah ibu, memeluknya dan berkata, 'Saya Sayang Ibu'.Kemudian si
anak mengambil pena dan menulis sesuatu didepan surat yang
ditulisnya: 'Telah Dibayar' .

Jika kamu menyayangi ibumu,'FORWARD' lah
Email ini kepada sahabat-sahabat anda.

1 orang :Kamu tidak sayang ibumu
2-4 orang :Kamu sayang ibumu
5-9 orang :Bagus! Ternyata Kamu Sayang juga Kepada
Ibumu
10/lebih : Waahhhh.......Kamu akan disayangi Ibumu
dan juga semua orang...

APAKAH KAMU SAYANG ORANGTUAMU????
KARENA ORANGTUAMU SELALU MENYAYANGIMU.

Mother is the best super hero in the world.

Jumat, Desember 26, 2008

Pemuda Jalanan Meninggal Dalam Sujud

oleh M. Arif As-Salman Jumat, 26/12/2008 09:40 WIB Cetak | Kirim | RSS

Seperti biasa, usai shalat maghrib beberapa pemuda berkumpul di dalam mesjid. Mereka membicarakan tentang nikmat-nikmat Allah Swt., tentang tujuan hidup, tentang bekal mati dan tentang perjuangan untuk tegaknya agama Allah Swt. di muka bumi ini. Bagi mereka rutinitas ini adalah seperti makanan yang dibutuhkan seorang musafir ketika melintasi padang sahara yang luas. Atau ibarat obat bagi orang yang sedang sakit atau ibarat suplemen tambahan untuk menjaga stamina tubuh. Mereka terlihat masih muda dengan semangat membara yang masih mengisi ruang jiwa mereka. Namun wajah mereka mengesankan bahwa mereka sedang memikirkan suatu perkara yang berat, ya..., mereka sedang memikirkan bagaimana hidayah Islam ini sampai ke seantero dunia, sehingga tidak ada satupun manusia yang meninggalkan dunia ini kecuali ia dalam keadaan beriman.

Mereka adalah pemuda yang tangguh, sabar dan kuat keyakinan pada Allah Swt.. Akhlak mereka patut dipuji, kata-kata mereka selalu menyentuh hati dan sikap mereka mencontoh akhlaknya Nabi.
Setelah lebih kurang seperempat jam, mereka mulai menentukan beberapa orang untuk keluar berkunjung kerumah-rumah kaum muslimin. Salah seorang dari mereka berkata,
"Di persimpangan jalan ke arah halte, ada seorang pemuda yang suka mengganggu dan menertawakan kita setiap kali kita lewat ditempat itu. Ini sudah terjadi 2 kali. Setiap kali lewat, kita tidak menghiraukan sikap dan kata-katanya. Bagaimana kalau kesempatan kali ini, kita coba dekati ia, kita bicara padanya dengan baik-baik, lembut dan sopan dan sedapat mungkin kita ajak ia ke Mesjid."
"Usulan yang bagus," salah seorang dari mereka menanggapi.
"Kita mohon pada Allah Swt. agar membuka hati pemuda tersebut untuk mau mendengarkan kata-kata kita," ia melanjutkan.
"Baiklah, sebelum keluar mari kita berdo`a pada Allah Swt. dengan penuh tadharru` dan berharap, moga Allah Swt. menjadikan setiap langkah kita kebaikan dan sebab diberinya orang lain hidayah," semuanyapun mengamini.
Mereka keluar dari mesjid dan lidah mereka tak henti menyebut asma Allah Swt.. Hati mereka penuh dengan harapan agar Allah Swt. membukakan hati pemuda tersebut untuk mau mendengarkan kata-kata mereka kali ini. Dan seperti biasa, pemuda jalanan itu lagi nongkrong ditempat tersebut. Sebelum salah seorang dari mereka yang keluar mulai menegur, pemuda jalanan itu sudah mulai menertawakan dan mencemooh. Ia berani karena bersamanya pemuda-pemuda yang lain. Salah seorang dari mereka yang keluar dari mesjid, mulai mendekati si pemuda, ia duduk disampingnya dan yang lain sibuk dengan do`a didalam hati dan lidah mereka tak hentinya melantunkan zikir pada Allah Swt., beristighfar dan bershalawat pada Rasulullah Saw.
Akhirnya si pemuda bersedia diajak ke mesjid walau pada awalnya ia agak keberatan. Tapi karena Allah Swt. jualah dan juga kepiawaian berbicara salah seorang dari mereka yang keluar dari mesjid, hati pemuda itupun tersentuh juga. Dalam perjalanan ke mesjid si pemuda meminta ma`af atas sikapnya selama ini. Ia menyesal dengan tindakannya yang tidak baik tersebut. Sesampai di mesjid, si pemuda disuruh untuk berwudhuk dahulu, tapi ia masih berdiri dan tidak beranjak menuju ke tempat wudhuk. Ia berkata,
"Saya sudah lupa cara berwudhuk, tolong ajarkan saya caranya." Kemudian salah seorang dari mereka mengajarkan pemuda tadi berwudhuk. Usai berwudhuk ia disuruh shalat, tapi ia kembali berkata,
"Ma`af saya sudah lama tidak shalat, sehingga saya sekarang tidak tahu bagaimana gerakannya dan apa saja bacaannya."
Kemudian salah seorang dari mereka memimpin shalat untuk mengajarkan tata cara dan bacaan shalat. Pada saat sujud terakhir, si pemuda belum bangun dari sujudnya, dugaan yang mengajarkan shalat bahwa ia sedang berdo`a panjang menyesali perbuatan dan dosanya selama ini. Setelah mengucapkan salam, si pemuda belum juga bangun, dan ketika digerak-gerikkan badannya, ternyata ia telah meninggal dunia.
* * *
Apa ibrah yang bisa kita ambil dari kisah diatas? Betapa kematian datang dengan tiba-tiba. Tanpa ada satupun yang bisa menduga dan mengetahuinya. Dan betapa dakwah itu dapat menyelamatkan seseorang dari api neraka. Dan kalaulah pemuda–pemuda soleh tadi tidak mendatangi si pemuda jalanan dan pemuda jalanan itu dalam ketentuan taqdirnya meninggal pada saat itu, tentu meninggalnya dalam keadaan yang tidak diridhai Allah Swt.. Namun, Allah Swt. telah menjadikan mereka sebab si pemuda jalanan meninggal dalam keadaan sedang bersujud.
Silahkan Anda memikirkan ibrah dari kisah diatas...!
Semoga bermanfaat.

Wassalam
Kisah seorang teman dari Mesir
Arif Salman
http://eramuslim.com/oase-iman/pemuda-jalanan-meninggal-dalam-sujud.htm
26 Desember 17:06 WIB

Jumat, Desember 19, 2008

Pengantar Pernik Kehidupan

Beberapa hari belakangan ini saya diminta untuk membuat tulisan dengan tema kehidupan sehari-hari. Alasannya karena dalam mengisi pelatihan dan bedah buku, saya bisa memberikan penggambaran berbeda dalam suatu peristiwa atau masalah kehidupan yang dianggap sederhana menjadi pelajaran yang bermakna. Maka gayung yang di lontarkan ini akan saya sambut dengan mencoba membuat tulisan-tulisan mengenai kehidupan sehari-hari dan mengambil hikmah darinya. Mohon doanya.