Sabtu, Desember 27, 2008

Ummi..

Ummi..

Waktu kamu berumuran 1 tahun , dia menyuapi dan memandikanmu ... sebagai balasannya ... kau menangis sepanjang malam.
Waktu kamu berumur 2 tahun , dia mengajarimu bagaimana cara berjalan ..
sebagai balasannya .... kamu kabur waktu dia memanggilmu
Waktu kamu berumur 3 tahun, dia memasak semua makananmu dengan kasih sayang .. sebagai balasannya ..... kamu buang piring berisi makananmu ke lantai
Waktu kamu berumur 4 tahun, dia memberimu pensil warna ... sebagai balasannya .. kamu corat coret tembok rumah dan meja makan
Waktu kamu berumur 5 tahun, dia membelikanmu baju-baju mahal dan indah..sebagai balasannya ... kamu memakainya bermain di kubangan lumpur
Waktu berumur 6 tahun, dia mengantarmu pergi ke sekolah ... sebagai
balasannya ... kamu berteriak 'NGGAK MAU ..!'
Waktu berumur 7 tahun, dia membelikanmu bola ... sebagai balasannya .kamu melemparkan bola ke jendela tetangga
Waktu berumur 8 tahun, dia memberimu es krim ... sebagai balasannya...kamu tumpahkan dan mengotori seluruh bajumu
Waktu kamu berumur 9 tahun , dia membayar mahal untuk kursus-kursusmu .sebagai balasannya .... kamu sering bolos dan sama sekali nggak mau belajar


Waktu kamu berumur 10 tahun, dia mengantarmu kemana saja, dari kolam renang sampai pesta ulang tahun .. sebagai balasannya .... kamu melompat
keluar mobil tanpa memberi salam
Waktu kamu berumur 11 tahun, dia mengantar kamu dan temen-temen kamu ketempat hiburan .. sebagai balasannya ... kamu tinggalkan ia sampai kebingungan menunggu...
Waktu kamu berumur 12 tahun, dia melarangmu melihat acara tv khusus untuk orang dewasa ... sebagai balasannya .... kamu tunggu sampai dia keluar rumah
Waktu kamu berumur 13 tahun, dia menyarankanmu untuk memotong rambut karena sudah waktunya .sebagai balasannya.. kamu bilang dia tidak tahu mode
Waktu kamu berumur 14 tahun, dia membayar biaya untuk kemahmu selama liburan .. sebagai balasannya .... kamu nggak pernah menelponnya
Waktu kamu berumur 15 tahun, pulang kerja dia ingin memelukmu ...
sebagai balasannya ..... kamu kunci pintu kamarmu
Waktu kamu berumur 16 tahun, dia mengajari kamu mengemudi mobil ....sebagai balasannya .... kamu pakai mobilnya setiap ada kesempatan tanpa
mempedulikan kepentingannya


Waktu kamu berumur 17 tahun, dia sedang menunggu telpon yang penting ... sebagai balasannya .... kamu pakai telpon nonstop semalaman,
waktu kamu berumur 18 tahun, dia menangis terharu ketika kamu lulus SMA.. sebagai balasannya .... kamu berpesta dengan teman-temanmu sampai pagi

Waktu kamu berumur 19 tahun, dia membayar semua ku lia hmu dan mengantarmu
ke kampus pada hari pertama ..... sebagai balasannya .... kamu minta
diturunkan jauh dari pintu gerbang biar nggak malu sama temen-temen
Waktu kamu berumur 20 tahun, dia bertanya 'Darimana saja seharian ini?'.. sebagai balasannya ... kamu menjawab 'Ah,
cerewet amat sih, pengen tahu urusan orang.'
Waktu kamu berumur 21 tahun, dia menyarankanmu satu pekerjaan bagus untuk karier masa depanmu ... sebagai balasannya .... kamu bilang 'Aku nggak mau
seperti kamu.'


Waktu kamu berumur 22 tahun,

dia memelukmu dan haru waktu kamu lulus
perguruan tinggi .. sebagai balasanmu ... kamu nanya kapan kamu bisa main ke luar negeri


Waktu kamu berumur 23 tahun,

dia membelikanmu 1 set furniture untuk rumah
barumu ... sebagai balasannya ... kamu ceritain ke temanmu betapa jeleknya furniture itu


Waktu kamu berumur 24 tahun,

dia bertemu dengan tunanganmu dan bertanya
tentang rencana di masa depan ... sebagai balasannya ... kamu mengeluh
'Aduh gimana sih kok bertanya seperti itu.'


Waktu kamu berumur 25 tahun,

dia membantumu membiayai pernikahanmu ..
sebagai balasannya ... kamu pindah ke kota lain yang jaraknya lebih dari 500 km.


Waktu kamu berumur 30 tahun,

dia memberimu nasehat bagaimana merawat
bayimu ... sebagai balasannya .... kamu katakan 'Sekarang jamannya sudah beda.'


Waktu kamu berumur 40 tahun , dia menelponmu untuk memberitahu pesta salah
satu saudara dekatmu ... sebagai balasannya kamu jawab 'Aku sibuk sekali,
nggak ada waktu.'

Waktu kamu berumur 50 tahun, dia sakit-sakitan sehingga memerlukan perawatanmu ... sebagai balasannya .... kamu baca tentang pengaruh negatif orang tua yang numpang tinggal di rumah anaknya

dan hingga SUATU HARI, dia meninggal dengan tenang ... dan tiba-tiba kamu
teringat semua yang belum pernah kamu lakukan, ... dan itu menghantam
HATIMU bagaikan pukulan godam

MAKA ...
JIKA ORANGTUAMU MASIH ADA ... BERIKANLAH KASIH SAYANG DAN PERHATIAN LEBIH DARI YANG PERNAH KAMU BERIKAN SELAMA INI
JIKA ORANG TUAMU SUDAH TIADA .... INGATLAH KASIH SAYANG DAN CINTANYA YANG TELAH DIBERIKANNYA DENGAN TULUS TANPA SYARAT KEPADAMU




Ini adalah mengenai Nilai kasih Ibu dari Seorang anak
yang mendapatkan ibunya sedang sibuk menyediakan makan malam di dapur.
Kemudian dia menghulurkan sekeping kertas yang
bertulis sesuatu. si ibu segera membersihkan tangan dan lalu menerima
kertas yang dihulurkan oleh si anak dan membacanya.

OngKos upah membantu ibu:
1) Membantu Pergi Ke Warung: Rp20.000
2) Menjaga adik Rp20.000
3) Membuang sampah Rp5.000
4) Membereskan Tempat Tidur Rp10.000
5) menyiram bunga Rp15.000
6) Menyapu Halaman Rp15.000
Jumlah : Rp85.000

Selesai membaca, si ibu tersenyum memandang si anak
yang raut mukanya berbinar-binar.
Si ibu mengambil pena dan menulis
sesuatu dibelakang kertas yang sama.

1) OngKos mengandungmu selama 9bulan - GRATIS
2) OngKos berjaga malam karena menjagamu -GRATIS
3) OngKos air mata yang menetes karenamu - GRATIS
4) OngKos Khawatir kerana selalu memikirkan keadaanmu - GRATIS
5) OngKos menyediakan makan minum, pakaian dan keperluanmu - GRATIS
6) OngKos mencuci pakaian, gelas, piring dan keperluanmu - GRATIS
Jumlah Keseluruhan Nilai Kasihku - GRATIS

Air mata si anak berlinang setelah membaca. Si anak
menatap wajah ibu, memeluknya dan berkata, 'Saya Sayang Ibu'.Kemudian si
anak mengambil pena dan menulis sesuatu didepan surat yang
ditulisnya: 'Telah Dibayar' .

Jika kamu menyayangi ibumu,'FORWARD' lah
Email ini kepada sahabat-sahabat anda.

1 orang :Kamu tidak sayang ibumu
2-4 orang :Kamu sayang ibumu
5-9 orang :Bagus! Ternyata Kamu Sayang juga Kepada
Ibumu
10/lebih : Waahhhh.......Kamu akan disayangi Ibumu
dan juga semua orang...

APAKAH KAMU SAYANG ORANGTUAMU????
KARENA ORANGTUAMU SELALU MENYAYANGIMU.

Mother is the best super hero in the world.

Jumat, Desember 26, 2008

Pemuda Jalanan Meninggal Dalam Sujud

oleh M. Arif As-Salman Jumat, 26/12/2008 09:40 WIB Cetak | Kirim | RSS

Seperti biasa, usai shalat maghrib beberapa pemuda berkumpul di dalam mesjid. Mereka membicarakan tentang nikmat-nikmat Allah Swt., tentang tujuan hidup, tentang bekal mati dan tentang perjuangan untuk tegaknya agama Allah Swt. di muka bumi ini. Bagi mereka rutinitas ini adalah seperti makanan yang dibutuhkan seorang musafir ketika melintasi padang sahara yang luas. Atau ibarat obat bagi orang yang sedang sakit atau ibarat suplemen tambahan untuk menjaga stamina tubuh. Mereka terlihat masih muda dengan semangat membara yang masih mengisi ruang jiwa mereka. Namun wajah mereka mengesankan bahwa mereka sedang memikirkan suatu perkara yang berat, ya..., mereka sedang memikirkan bagaimana hidayah Islam ini sampai ke seantero dunia, sehingga tidak ada satupun manusia yang meninggalkan dunia ini kecuali ia dalam keadaan beriman.

Mereka adalah pemuda yang tangguh, sabar dan kuat keyakinan pada Allah Swt.. Akhlak mereka patut dipuji, kata-kata mereka selalu menyentuh hati dan sikap mereka mencontoh akhlaknya Nabi.
Setelah lebih kurang seperempat jam, mereka mulai menentukan beberapa orang untuk keluar berkunjung kerumah-rumah kaum muslimin. Salah seorang dari mereka berkata,
"Di persimpangan jalan ke arah halte, ada seorang pemuda yang suka mengganggu dan menertawakan kita setiap kali kita lewat ditempat itu. Ini sudah terjadi 2 kali. Setiap kali lewat, kita tidak menghiraukan sikap dan kata-katanya. Bagaimana kalau kesempatan kali ini, kita coba dekati ia, kita bicara padanya dengan baik-baik, lembut dan sopan dan sedapat mungkin kita ajak ia ke Mesjid."
"Usulan yang bagus," salah seorang dari mereka menanggapi.
"Kita mohon pada Allah Swt. agar membuka hati pemuda tersebut untuk mau mendengarkan kata-kata kita," ia melanjutkan.
"Baiklah, sebelum keluar mari kita berdo`a pada Allah Swt. dengan penuh tadharru` dan berharap, moga Allah Swt. menjadikan setiap langkah kita kebaikan dan sebab diberinya orang lain hidayah," semuanyapun mengamini.
Mereka keluar dari mesjid dan lidah mereka tak henti menyebut asma Allah Swt.. Hati mereka penuh dengan harapan agar Allah Swt. membukakan hati pemuda tersebut untuk mau mendengarkan kata-kata mereka kali ini. Dan seperti biasa, pemuda jalanan itu lagi nongkrong ditempat tersebut. Sebelum salah seorang dari mereka yang keluar mulai menegur, pemuda jalanan itu sudah mulai menertawakan dan mencemooh. Ia berani karena bersamanya pemuda-pemuda yang lain. Salah seorang dari mereka yang keluar dari mesjid, mulai mendekati si pemuda, ia duduk disampingnya dan yang lain sibuk dengan do`a didalam hati dan lidah mereka tak hentinya melantunkan zikir pada Allah Swt., beristighfar dan bershalawat pada Rasulullah Saw.
Akhirnya si pemuda bersedia diajak ke mesjid walau pada awalnya ia agak keberatan. Tapi karena Allah Swt. jualah dan juga kepiawaian berbicara salah seorang dari mereka yang keluar dari mesjid, hati pemuda itupun tersentuh juga. Dalam perjalanan ke mesjid si pemuda meminta ma`af atas sikapnya selama ini. Ia menyesal dengan tindakannya yang tidak baik tersebut. Sesampai di mesjid, si pemuda disuruh untuk berwudhuk dahulu, tapi ia masih berdiri dan tidak beranjak menuju ke tempat wudhuk. Ia berkata,
"Saya sudah lupa cara berwudhuk, tolong ajarkan saya caranya." Kemudian salah seorang dari mereka mengajarkan pemuda tadi berwudhuk. Usai berwudhuk ia disuruh shalat, tapi ia kembali berkata,
"Ma`af saya sudah lama tidak shalat, sehingga saya sekarang tidak tahu bagaimana gerakannya dan apa saja bacaannya."
Kemudian salah seorang dari mereka memimpin shalat untuk mengajarkan tata cara dan bacaan shalat. Pada saat sujud terakhir, si pemuda belum bangun dari sujudnya, dugaan yang mengajarkan shalat bahwa ia sedang berdo`a panjang menyesali perbuatan dan dosanya selama ini. Setelah mengucapkan salam, si pemuda belum juga bangun, dan ketika digerak-gerikkan badannya, ternyata ia telah meninggal dunia.
* * *
Apa ibrah yang bisa kita ambil dari kisah diatas? Betapa kematian datang dengan tiba-tiba. Tanpa ada satupun yang bisa menduga dan mengetahuinya. Dan betapa dakwah itu dapat menyelamatkan seseorang dari api neraka. Dan kalaulah pemuda–pemuda soleh tadi tidak mendatangi si pemuda jalanan dan pemuda jalanan itu dalam ketentuan taqdirnya meninggal pada saat itu, tentu meninggalnya dalam keadaan yang tidak diridhai Allah Swt.. Namun, Allah Swt. telah menjadikan mereka sebab si pemuda jalanan meninggal dalam keadaan sedang bersujud.
Silahkan Anda memikirkan ibrah dari kisah diatas...!
Semoga bermanfaat.

Wassalam
Kisah seorang teman dari Mesir
Arif Salman
http://eramuslim.com/oase-iman/pemuda-jalanan-meninggal-dalam-sujud.htm
26 Desember 17:06 WIB

Jumat, Desember 19, 2008

Pengantar Pernik Kehidupan

Beberapa hari belakangan ini saya diminta untuk membuat tulisan dengan tema kehidupan sehari-hari. Alasannya karena dalam mengisi pelatihan dan bedah buku, saya bisa memberikan penggambaran berbeda dalam suatu peristiwa atau masalah kehidupan yang dianggap sederhana menjadi pelajaran yang bermakna. Maka gayung yang di lontarkan ini akan saya sambut dengan mencoba membuat tulisan-tulisan mengenai kehidupan sehari-hari dan mengambil hikmah darinya. Mohon doanya.

Senin, November 10, 2008

Orang Hebat Tergerak Untuk Membangun The Dream Team


Dekade 90-an kita dibuat terkesima oleh kepiawaian pebasket-pebasket Amerika mengalahkan pebasket seluruh dunia. Negeri Paman Sam itu kemudian menjadi pusat perhelatan kejuaraan basket yang menyedot perhatian peminat basket di seluruh dunia. Mereka berhasil mengangkat citra NBA Competition menjadi mendunia. Anak-anak remaja hapal di luar kepala dan menjadikan idola para jawara basket mereka, dari Michael Jordan sampai Cobe Bryant. Mereka memberi nama para jawara itu dengan julukan The Dream Team.

Seingat saya, inilah awal mula the dream team menjadi nge-trend di seluruh dunia. Demi menunjukkan semangat kompetisi. Semangat kebersamaan. Semangat kebanggaan. Semangat juara. Semangat kemenangan, banyak group, kelompok, atau bentukan sejenis menamai diri mereka sebagai the dream team. Julukan ini kemudian menjadi lekat dengan keseharian kita - tidak hanya dalam olah raga tapi - dalam aktivitas kerja sama, organisasi, organiaksi, dll. Team impian! sebuah julukan yang padanya diembankan mimpi, cita-cita, dan harapan para anggota dan pendukungnya.

Team impian. Bayangan kita, di dalamnya pastilah berisi orang-orang yang hebat. Para jawara. Para idola. Yang menjadi orang pertama diantara sesamanya (primus interparest). Pertama dalam prestasi. Pertama dalam kualitas. Dan pertama dalam kelebihan-kelebihan lainnya. Mereka bersatu untuk mengagregasikan potensi menjadi kekuatan aksi yang luar biasa. Kinerja team, tidak lagi bersifat penjumlahan yang linear. 1 + 1 tidak lagi sama dengan 2 melainkan bisa 3, 4, 5, dan seterusnya. Team bukan penjumlahan individu hebat menjadi sekian individu hebat. Tapi team merupakan kolektifitas kualitas yang bekerja mengahasilkan x pangkat.

Darinya dapat ditarik dua buah pemahaman sebagai berikut: Pertama, orang hebat bertemu orang hebat lalu bersepakat membangun sebuah team menghasilkan hebat pangkat sekian – bukan dua orang hebat. Sehingga team memiliki kekuatan yang berlipat dalam menggerakkan dan memberi arah perubahan, lebih dari yang bisa dilakukan individu per individu. Kedua, tiap-tiap individu yang tergabung dalam team mendapatkan insentif peningkatan kualitas hasil dari relasi yang saling take and give diantara sesama orang hebat di dalamnya. Motto untuk pemahaman yang pertama kira-kira adalah Together Everyone Can Do More. Sementara motto untuk pemahaman yang kedua - tersusun dari arti huruf TEAM - yaitu Together Everyone Achieves More.

Together Everyone Can Do More. Motto ini menandai sebuah semangat perbaikan dan kemajuan kolektif. Betul bahwa perbaikan harus dimulai dari diri sendiri (starting from self), tapi seterusnya untuk menggerakkan perbaikan dalam ruang yang lebih luas kolektifitas menjadi keharusan. Orang hebat begitu selesai mengoptimalkan potensi diri (baca: mampu memberi teladan) bergabung dengan orang hebat lainnya, membangun sebuah team - the dream team - dan memulai kerja-kerja untuk perbaikan.

Pemahaman di atas sejalan dengan pengertian mujaddid (pembaharu) dalam arti: sosok pribadi yang berusaha melejitkan potensi dirinya dan menggerakkan orang-orang di sekitarnya (dalam kerangka kolektif) menjadi lebih baik. Contoh paling baik dan aktual dari semangat kolektifitas ini adalah Gema Nusa (Gerakan Membangun Nurani Bangsa?) yang dipelopori oleh Aa Gym. Orang-orang hebat selayaknya ikut membangun dan bergabung dengan gerakan semacam ini.

Together Everyone Achieves More. Bukannya mengurangi kelebihan masing-masing, sebuah team menjadikan setiap orang hebat yang tergabung di dalamnya menjadi semakin hebat. Motto tersebut mengandung semangat kebersamaan dan persaudaraan yang saling menyempurnakan. Team membuat yang tidak kenal menjadi saling kenal. Setelah kenal lalu saling mamahami. Setelah paham lalu saling menolong. Setelah itu lalu saling melengkapi dan menyempurnakan. Bersamaan dengan proses itu terjadi transfer of knowledge, share of vision, transfer of skill, dan transfer of experience yang memperkaya masing-masing individu.

Orang hebat akan selalu tergerak untuk membangun team, the dream team. Mereka sadar akan mendapatkan dua keuntungan sekaligus: Pertama, kerja untuk kemajuan dan perbaikan menjadi lebih mudah, efektif, dan efisien. Dan kedua, mereka mendapatkan insentif peningkatan kualitas diri dan proses self upgrading menjadi semakin mudah. Mereka makin hebat dan terus hebat. Mungkin ini yang disinyalir oleh Nabi sebagai: Innal barokata ma'al jama'ah. Sesungguhnya berkah (Alloh) ada pada jamaah (team).

Orang Hebat Terbuka Pada Perubahan

We are shaping the world faster than we can change ourselves
and we are applying to the present the habits of the past.
-- Winston Churchill

Ada satu hukum alam yang tidak pernah berubah, yaitu perubahan itu sendiri. Perubahan lahir sebagai respon alami menghadapi masa depan yang penuh misteri, terra incognita, kata Alvin Tofler. Siapa yang tidak berubah dalam dunia yang terus berubah, ia akan menjadi korban pertama dan utama dari sejarah manusia. Yesterday is history, tomorrow is mistery. Change is a must.

Sekedar menggambarkan, dalam dunia yang terus bergerak, kita mengenal banyak sekali istilah baru untuk menengarai perubahan ini: clazh of civilization, new economy, knowledge management, knowledge society, learning organization, network organization, crazy organization, virtual organization, bahkan virtual state, dan seterusnya. Isu-isu tidak lagi bersifat domestik-lokal, tetapi merupakan wacana global yang menembus batas-batas konvensional, borderless.


Informasi berseliweran tak terbatas. Pengetahuan tersebar luas. Namun sungguh ironis, tetap saja kita selalu gagal memprediksi masa depan yang lebih baik. Overloud informasi justru menjadikan kita gagap dalam memilih dan memilah mana yang bermanfaat bagi kita dan masa depan dan mana yang tidak bermanfaat. Dalam kondisi seperti ini, tepat apa yang diungkapkan oleh Winston Churchill di atas, dunia bergerak terlalu cepat melebih kecepatan manusia (pada umumnya) untuk berubah ¬– dalam cara fikir dan cara kerja. Artinya, kita bergerak terlalu lambat (to late and to litle)

Satu hal yang dapat kita deteksi dari proses perubahan ini, kita memasuki abad pengetahuan (knowledge age). Dengan demikian ia menuntut perubahan yang cepat pada struktur alam pikiran kita tentang apa, mengapa, dan bagaimana (selanjutnya) berbagai peristiwa terjadi dan interkorelasi satu dengan yang lainnya.

Dalam dunia semacam ini, SDM dan isi dibalik kepala (brain) dan kesadarannya (conscience) menempati posisi tertinggi dalam piramida aset. Manusia menjadi aset terpenting, karena itu pendekatannya mestinya efektivitas. Ini berbeda dengan aset lain dimana justru dibutuhkan pendekatan efisiensi. Makanya, saya heran pada negara ini, yang mengalokasikan budget untuk pendidikan sedemikian kecilnya. Pemerintah terjebak, menggunakan pendekatan dan pertimbangan efisiensi untuk urusan investasi SDM.

Demikian juga dengan masyarakat kebanyakan, tidak sedikit dari mereka yang kaya raya, namun enggan menanamkan uang untuk investasi SDM, mereka lebih suka berinvestasi untuk perusahaan, untuk barang, dan untuk uang itu sendiri (money for money). Betapa sedikit dari orang-orang kaya yang mendermakan hartanya untuk kemajuan SDM: mendirikan lembaga pendidikan berkualitas, memberikan beasiswa, dan sejenisnya. Dalam kondisi budaya masyarakat semacam ini, jauh panggang dari api berharap kita mampu berkompetisi di abad penetahuan dan informasi saat ini.

Secara individual, hendaknya setiap orang menyadari: Pertama, setiap orang adalah pemimpin. Kedua, setiap pemimpin (harus) menguasai perubahan. Dan ketiga, penguasaan atas perubahan mensyaratkan pemahaman atas tren mutakhir dalam arus besar di zamannya. Sekarang abad pengetahuan dan informasi. Seorang pemimpin di abad ini harus mampu mengadopsi dan mengembangkan nilai-nilai baru yang relevan dengan arus besar pengetahuan dan informasi. Pada abad ini, mengutip Andreas Harefa, pemimpin harus menjadi knowledge leader.

Kata "knowledge" atau "pengetahuan" tidak saja bermakna teori-teori dan konsep-konsep yang abstrak sebagaimana dipelajari di universitas atau sekolah bisnis konvensional-klasikal, melainkan juga keterampilan atau kompetensi tertentu, kemampuan melakukan tugas dan tanggung jawab kepemimpinan, termasuk kemampuan mengelola pengetahuan pada tingkat korporasi (knowledge management).

Pemimpin pada abad ini, meminjam konsep Kouzes-Posner dalam The Leadership Challenge, berperan utamanya dalam: challenging the process, inspiring a shared vision, enabling others to act, modelling the way, and encouraging the heart.

Dalam keadaan bangsa yang bingung kepada siapa teladan seorang pemimpin diperoleh saat ini, konsep Kouzes-Posner di atas, hendaknya membenam dalam setiap individu masyarakat. Kita yang harus mengambil peran-peran itu, dalam lingkup aktivitas dan kompetensi masing-masing. Untuk mengambil peran itu, pertama-tama, kita perlu membuka gembok-gembok psikologis di kepala kita – gembok yang selama ini membuat kita jumud, tertinggal, dan terbelakang – menjadi kita yang “BISA!,” “BERUBAH!,” dan “LEBIH BAIK!.”

Kedua, kita harus segera melakukan benchmarking – menyelaraskan diri – dengan kemajuan pengetahuan dan informasi. Kuasai pengetahuan, keterampilan, karakter dasar untuk dapat hidup, bergerak dan menggerakkan, di abad ilmu dan informasi ini. Belajar, membaca, berkarya dari dan untuk kemajuan ilmu dan informasi menjadi sebuah keharusan. Kemajuan dan perubahan menuntut kita untuk tidak lagi hidup dalam tempurung (alias jago kandang), yang sering berwujud nyata dalam egoisme kelompok, golongan, partai, kesukuan, bangsa, dan seterusnya.

Inilah tanggung jawab pemimpin di abad ini – belajar menjadi manusia universal yang menguasai kemajuan masyarakatnya: challenging the process, inspiring a shared vision, enabling others to act, modelling the way, and encouraging the heart. Selamat.

Orang Hebat Sadar Diri


Coba sebutkan siapa saja sosok yang muncul di benak Anda ketika diminta menyebut beberapa nama orang hebat? Karna apa? Atas dasar apa? Mungkinkah karna bakat, potensi, dan bukti prestasi atau karya-karyanya sehingga mereka dikatakan hebat. Ataukah karna kebaikan, ketulusan, dan teladan dirinya yang menjadikan mereka hebat. Anda benar, meraka hebat atas dasar itu semua. Dan satu hal, mereka sadar diri atas capaian mereka selama ini. Yah, orang hebat adalah orang yang sadar diri.

Kesadaran diri adalah ujung pangkal pengelolaan diri meraih prestasi. Jamak bagi kita bahwa prestasi melekat dalam pribadi orang hebat. Mereka sadar sebelum akhirnya menyadarkan. Mereka tergerak sebelum akhirnya menggerakkan. Mereka show sebelum akhirnya share. Sadar adalah sebentuk terma untuk menengarai kekuatan. Kekuatan pengubah dari lemah menjadi kuat dan hebat, dari biasa menjadi luar biasa, dari nobody menjadi somebody. Sadar berarti sepenuh akal dan sepenuh hati dalam berfikir, bersikap, dan bertindak. Sadar berarti memahami bahwa ada ruang pilihan diantara stimulus dan respon. Orang sadar menjadi sangat otonom, sangat merdeka, dan sangat berkuasa. Berkuasa atas pilihan-pilihan hidupnya.

Sadar diri memiliki dua dimensi. Satu dimensi "Aku" yang berorientasi ke dalam. Dan satunya dimensi "Mereka" yang berorintasi ke luar. Yang pertama adalah produk keakuaan (ego) yang selalu diawali dengan pertanyaan "Siapa Aku?". Lalu menyembul darinya pertanyaan-pertanyaan lainnya dan berujung pada sesosok pribadi yang memiliki "Konsep Diri." Dengan "Konsep" ini, diri mereka bukan hanya seonggok daging bertulang yang hidup dan melakukan aktivitas kehidupan. Namun, dengannya, mereka menjadi "hidup" memancarkan pesona rasa, kata, dan karya yang terberdaya. Ada pengakuan disana - pengakuan dari sesamanya - bahwa mereka punya selera rasa, kata, dan karya yang luar biasa. Artinya mereka bisa menunjukkan kepada dunia "keakuannya" dalam bentuk prestasi yang mungkin hanya berada dalam ruang-ruang idealita orang kebanyakan.

Sementara dimensi yang kedua, adalah produk dari interaksinya dengan banyak "Aku" di luar dirinya. Bentuknya bisa macam-macam: sinergi-kompetisi, memuliakan-menjatuhkan, pertemanan-permusuhan, dll. Orang-orang hebat memilih jalan manusia bertanggung jawab. Tidak sekedar tanggung jawab dari dan untuk dirinya, tapi juga tanggung jawab dari dan untuk kemanusiaan yang luas. Artinya begini, orang hebat selalu berfikir manfaat suatu perbuatan bukan hanya buat-"ku", tapi juga buat "mu" dan "mereka." Selalu ada ruang yang luas bagi kemajuan bersama orang-orang di sekitarnya.

Orang hebat memang memiliki "keakuan" yang kuat. Yang darinya menyembul berbagai pesona diri berupa rasa, kata, dan karya yang luar biasa. Namun, "keakuannya" selalu seiring dengan keinginannya untuk melihat potensi-potensi "aku" di luar dirinya juga berkembang. Maka orang hebat memilih jalan sinergi daripada kompetisi, pertemanan daripada permusuhan, memuliakan daripada menjatuhkan dan jalan-jalan lain yang memungkinkan semua potensi terberdaya dan memberdayakan. Orang hebat sadar dirinya - demikian juga orang lain - punya karunia bakat, talenta, dan potensi yang luar biasa. Ia berusaha mencari, menggali, menemukan, dan mengembangkan ketiganya dan dengan kesadaran penuh mengabdikannya untuk memenuhi risalah penciptannya: ibadah, menyempurnakan akhlaq, dan memakmurkan dunia.

Orang Hebat Punya Keyakinan Yang Kuat


Menurut Anda apa yang membuat Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali berlaku zuhud, wara', dan amanah selama memegang imamah? Menurut Anda apa yang menyebabkan Bilal bin Rabah begitu tabah dalam penyiksaan majikannya di awal ia berserah (islam)? Menurut Anda apa yang menyebabkan Umar bin Abdul Aziz demikian bisa berbuat adil pada rakyatnya ketika ia berkuasa memimpin Bani Umayyah. Padahal godaan duniawi begitu menguat pada masa hidupnya. Mengapa mereka memilih jalan itu, bukan jalan sebaliknya?.

Merekalah generasi pertama umat ini yang menorehkan cerita kemulian Islam di masanya. Merekalah orang-orang yang merasakan tarbiyatun nabi. Diluar kelebihan fisik dan materi, pada awalnya, mereka adalah manusia biasa. Namun kemudian berhasil menjelma menjadi manusia-manusia hebat di panggung sejarah umat. Kekuatan apa yang mampu mengubah mereka?. Dari biasa menjadi luar biasa!. Kekuatan itu adalah kekuatan "keyakinan", kekuatan "iman", kekuatan "aqidah."

Keyakinan adalah dasar kita berbuat dan melakukan sesuatu. Keyakinan sekaligus sumber semangat dan motivasi. Anda bisa bayangkan perbuatan yang dilakukan dengan keyakinan yang kuat. Ia akan memiliki daya yang luar biasa. Ia akan memenuhi hasilnya. Di sini keyakinan merupakan produk pikiran yang diterjemahkan menjadi ketetapan di hati serta berbuah sikap dan perbuatan. Pikiran mencerna setiap pilihan kita atas segala sesuatu. Ia mempertarungkan logika-logika akal sampai pada kesimpulan yang kita anggap 'benar.' Inilah fase ilmu dalam ruang pikiran kita. Fase ini membuahkan pemahaman yang menjadi bahan pertimbangan bagi semua ketetapan hati. Ketetapan hati yang didasarkan pada ilmu, pada pengetahuan, pada pemahaman sehingga hati tidak menjadi buta.

Di dalam hati, rekomendasi pikiran tidak serta merta diterima. Ia harus melalui screening nurani - membran azali nan fitri - yang dimiliki oleh semua manusia yang terlahir di dunia. Nurani inilah yang akan menentukan "Yes" or "No" semua rekomendasi pikiran atau akal. Logika-logika akal harus menyesuaikan diri dengan suara-suara hati nurani. Pertanyaan, mengapa A bukan B, dijawab secara rasional ilmiah oleh akal. Sementara, untuk menguak rahasia hikmah dibalik A dan B, hati nurani punya jawabnya. Inilah yang disimpulkan oleh pakar-pakar majamen qolbu sebagai "ketertundukan akal pada hati." Benar, kita berpijak pada pengetahuan dan pemahaman yang diproduksi akal-pikiran. Tapi, ia tak boleh melupakan apalagi menafikan suara-suara hati nurani. Dari sanalah menggumpal keyakinan - dasar kita percaya, bersikap, dan berbuat.

Jadi rumusnya kira-kira begini: Pilihan - Pikiran - Hati (Nurani) - Ketetapan - Keyakinan - Amal perbuatan. Rumus inilah yang selalu digunakan oleh orang-orang hebat. Sehingga pribadinya mantab. Perangainya kuat. Pilihan dan sikap hidupnya kokoh. Jarang sekali goyah, apalagi mengalami syndrome kepribadian pecah (split of personality). Narasinya kira-kira begini: Orang hebat memilih berdasarkan pertimbangan akal dan hati. Pertimbangan akal dan ketetapan hati menghasilkan keyakinan. Atas dasar keyakinan, pilihan menjadi mantab, kuat, kokoh dan full of energy.

Inilah pilihan yang selalu berbuah prestasi dan kemuliaan. Seperti pilihan para khalifah ar-rasyidun untuk melanjutkan risalah sekaligus menjadi pelayan umat. Hingga Islam sempat menggapai puncak-punjak kejayaan dan kemuliaan. Pilihan Bilal yang selalu berucap "Ahad" tatkala siksa mendera. Atas pilihannya itu, takdirnya beroleh surga firdaus menjadi cerita resmi bagi generasi tabiin - syahdan bunyi terompahnya terdengar oleh Nabi di surga. Layaknya juga pilihan Umar bin Abdul Aziz yang dalam 2,5 tahun masa kepemimpinannya tiada lagi dapat ditemukan orang-orang yang layak disedekahi. Subhanalloh.

Orang Hebat Pandai Bersyukur


Untuk mencapai tujuan kebermaknaan hidup, keterampilan dan kepandaian mensyukuri, baik nikmat maupun musibah, mempunyai porsi khusus dalam laku kehidupan setiap orang. Syukur adalah amal yang terlaksana di balik keikhlasan setiap orang dalam memaknai perolehan (hasil) yang telah diusahakannya serta kejadian yang menimpanya. Amalannya berupa: Pertama, amal kesadaran dan ucapan untuk memuja-muji Rabbi, Sang pemilik hidup dan penggenggam nasib setiap manusia. Kedua, amal komitmen dan perbuatan untuk memaksimalkan sumber daya dan potensi diri. Ketiga, amal perbuatan untuk berbagi dengan sesama - berbagi kesuksesan dan kebahagiaan. Jika syukur adalah pusatnya, maka cabangnya adalah kerendahan hati (tawadlu), kesederhanaan (qana'ah), dan kesungguhan (ijtihad).

Syukur. Inilah salah satu kualitas insani yang paling tinggi, yang sekaligus menandakan kedewasaan seseorang dalam pilihan-pilihan sikapnya. Keterampilan dan kemampuan bersyukur menempati puncak tujuan hidup yakni transendensi diri (spiritual/hidup bermakna). Orang yang pandai bersyukur berarti memiliki kemampuan dalam mengambil jarak (the ability to detach) atas berbagai kejadian: susah-senang, duka-bahagia, nikmat-musibah, sukses-gagal, pujian-makian, dll. Sehingga hati dan pikiran mereka jernih, pertimbangan mereka rasional dan objektif, yang berbuah penyikapan positif atas kejadian-kejadian yang menimpa mereka tersebut.

Orang yang bersyukur membingkai cara pandang mereka terhadap berbagai hal dengan pandangan yang positif dan optimis. Mereka sadar, susah-senang, duka-bahagia, nikmat-musibah, sukses-gagal, pujian-makian adalah kekayaan kehidupan yang sama-sama berguna. Ketika sukses beroleh nikmat, senang dan bahagia temannya. Tatkala gagal dan menerima musibah jangan lupa kita sedang diproduksi jadi dewasa. Karna senang kita tertawa, tapi susah membuat kita semakin giat berusaha. Bahkan, musibah dan kesulitan sering membuka mata hati kita yang kadang tak terketuk oleh kegembiraan dan suka cita. Sementara itu, pujian adalah sumber motivasi. Dan makian adalah palu godam yang membuat sang kepribadian menjadi kuat.

Mereka yang telah sampai pada kesadaran di atas merasakan hidupnya demikian berharga. Hidupnya kian bermakna. Hingga tanpa harus dipaksa meluncurlah ucapan syukur alhamdulillah, puji Alloh atas karunia hikmah di balik setiap nikmat ataupun musibah. Kekuatan hamdalah memancar dalam sikap hidup mereka. Awalnya terbersit dalam hati, terpatri dalam pikiran, terucap dengan lisan, lalu terbiasa, berbuah sikap, dan terbentuklah karakter. "Aha! alhamdulillah, ini menjadikanku semakin kuat dan teruji!" Demikian kira-kira ungkapan mereka ketika menerima kesulitan atau kesusahan. "Alhamdulillah, aku jadi teringat, jarang sekali diri ini bersedekah." Begitu mereka tersadar tatkala menerima musibah, kecurian atau kecopetan, misalnya, dll.

Selain mengambil jarak, syukur menjadikan mereka punya waktu luang untuk mengevaluasi diri. Evaluasi yang berbuah komitmen. Komitmen memperbaharui diri dan melejitkan potensi menjadi prestasi terbaik. Terbaik dalam setiap aktivitas di berbagai peran yang dimainkan. Terbaik menjadi suami atau istri. Terbaik menjadi ayah atau ibu. Terbaik menjadi anak. Terbaik di kantor. Terbaik di kampus. Terbaik di organisasi, dan seterusnya. Motto mereka kira-kira begini: Better is not enough, when the best is expected. Dan inilah bukti syukur yang terlaksana.

Selanjutnya, para ahli syukur menyadari bahwa apa yang mereka peroleh bukan semata-mata kerja individual mereka. Selalu ada peran dan kontribusi orang lain di dalamnya. Ini menjadikan mereka selalu tawadlu atau rendah hati. Sehingga, ketika sukses, ketika beroleh nikmat dan kebahagiaan, tidak lantas menjadikannya sombong dan besar kepala. Bahkan, ada semacam desakan untuk segera membagi kesuksesan dan kebahagiaan itu kepada orang lain.

Berbagi. Orang yang pandai bersyukur tak pernah betah berlama-lama menikmati kesuksesan dan kebahagiaan sendirian. Segera mereka panggil orang-orang yang membutuhkan. Menikmati bersama kesuksesan dan kebahagiaan itu. Cukuplah si ahli syukur dengan itu. Dan ia bersiap-siap kembali menggali potensi, mengejar prestasi dan mimpi-mimpi. Demikian siklus itu terus berputar memproduksi kebahagiaan si ahli syukur setiap saat dalam situasi dan kondisi apapun.

Orang yang pandai bersyukur adalah orang hebat. Mereka memaknai berbagai peristiwa melampaui sekat-sekat egosisme diri yang konon punya keinginan tak terbatas. Mereka pandai bersyukur karena mereka berlatih setiap saat. Mereka selalu membuat daftar pertanyaan, apa yang membuat mereka harus bersyukur hari ini? Hasilnya? Fantastis! Mereka menemukan banyak sekali! Bahkan, termasuk di dalamnya: musibah, kesusahan, kesulitan, kegagalan, dan makian.

Sekarang coba Anda buat daftar serupa! Apa yang membuat Anda harus bersyukur hari ini? Saya yakin Anda akan merasa malu dan kecil sekali di hadapan-Nya seraya berseru segala puji milik Alloh, Rabb alam semesta.

Orang Hebat Menganggap Penting Setiap Orang

Mengapa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial? Karena manusia hidup bersama dan saling membutuhkan sesamanya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya, apakah kebutuhan fisik, emosi, sosial, maupun spiritual. Manusia tidak dapat hidup soliter - menyendiri, dikucilkan, atau mengucilkan diri. Manusia butuh orang lain. Karena esensi kebahagiaan membutuhkan orang lain sebagai tempat curahan cinta, kasih, dan amal. Sehingga penguasaan cara-cara membina hubungan dengan orang lain, pada prinsipnya, akan mengantarkan kita pada puncak-puncak kesuksesan dan kebahagiaan.

Sejumlah penelitian ilmiah membuktikan bahwa jika anda mempelajari cara membina hubungan dengan orang lain, berarti anda sudah menempuh 85% dari perjalanan menuju kesuksesan - terutama dalam bisnis, pekerjaan, atau profesi apapun, dan sekitar 95% dari perjalanan menuju kebahagiaan pribadi. Penelitian lain membuktikan, penyebab 90% orang gagal dalam kehidupan adalah kegagalan dalam membina hubungan baik dengan orang. Maka dari itu, dalam agama Islam ada anjuran untuk melakukan silaturahmi - beserta paparan keuntungannya, antara lain: memperpanjang umur, menambah rizki, memperlancar jodoh, dan lain-lain. Mengapa bisa? Karna silaturahmi esensinya adalah membina hubungan dengan orang lain. Membina hubungan, seperti juga kepemimpinan, ada seninya. Nah, jika kita mampu menguasai seninya, maka tangga-tangga kesuksesan dan kebahagian orang-orang hebat setapak demi setapak akan kita lalui.

Les Giblin dalam The Art of Dealing With People menyederhanakan seni membina hubungan dengan orang lain sebagai cara membina hubungan dengan orang yang akan memberi kita kepuasan pribadi dan, pada saat yang sama, tidak menyakiti ego (konsep diri) orang lain. Menurut Giblin hubungan antar manusia adalah ilmu membina hubungan dengan orang sedemikian sehingga ego kita dan ego mereka tetap utuh. Dan ini merupakan satu-satunya cara untuk berhubungan baik dengan orang yang selalu menghasilkan kesuksesan atau kepuasan sejati.

Apa yang dimaksud dengan ego? Ia adalah sesuatu yang penting di dalam lubuk hati setiap orang dan membutuhkan respek. Setiap manusia merupakan pribadi yang unik dan istimewa, dan dorongan paling kuat dalam diri setiap orang adalah keinginan untuk membela sesuatu yang penting ini dari segala ancaman. Oleh karena itu, kita tidak bisa memperlakukan manusia sebagai mesin, robot, massa, angka-angka, atau "thing," lalu memperlakukan mereka semau kita. Semua upaya yang dilakukan untuk membuat manusia sekedar gerombolan tanpa nilai individu telah gagal. Atas dasar itu, ada empat kecenderungan setiap orang dalam interaksi sosial:

Pertama, setiap orang egois dalam arti lebih "mementingkan diri."
Kedua, setiap orang lebih tertarik pada diri sendiri dari apapun lainnya.
Ketiga, setiap orang ingin merasa dirinya penting dan "mempunyai nilai."
Keempat, setiap orang menginginkan persetujuan dari orang lain, sehingga dia bisa menyetujui dirinya sendiri.

Semua orang ingin dipentingkan. Semua orang ingin dipuji. Semua orang ingin diakui. Mary Kay Ash, pemilik perusahan Mary Kay Cosmetics yang merupakan salah satu dari 500 perusahaan besar dunia versi majalah Fortune, memiliki prinsip yang sangat sederhana dalam membesarkan perusahaannya. Prinsip itu berbunyi: perlakukan orang lain seperti Anda ingin diperlakukan oleh mereka. Prinsip terakhir mamang bukan barang baru, tapi Mary benar-benar konsisten mengamalkannya. Dalam sebuah terbitan jurnal Personal Excellence, Mary pernah menulis bahwa setiap orang membawa kemana-mana tulisan psikologis di dahinya. Tulisan tersebut berbunyi make me feel important (disingkat MMFI). Inilah satu-satunya pendekatan humanistik yang dapat menunjang keberhasilan sebuah perusahaan. Dan Mary Kay Ash membuktikannya.

Dalam bahasan mengenai pola perilaku, respon kita atas MMFI-nya setiap orang dinamakan sebagai perilaku asertif. Perilaku asertif adalah perilaku yang mendasarkan diri pada penghargaan seseorang atas hak-hak pribadinya dan hak-hak pribadi orang lain. Dan hak penting yang dimiliki setiap orang antara lain: hak untuk dihormati, dihargai, diperlakukan secara adil, hak untuk belajar dan berkembang, dst. Orang berperilaku asertif tidak mau harga dirinya dilanggar, demikian pula ia tidak mau melanggar harga diri orang lain, percis dengan prinsip Mary Kay Ash di atas. Orang-orang asertif akan mengungkapkan secara jujur, terus terang, dan sopan: perasaan, pikiran, kehendak dan keinginannya. Demikian sebaliknya, ia akan mendengar dan memahami keinginan orang lain dengan pendengaran dan pemahaman yang empatik.

Mendengarkan empatik berarti kita masuk ke dalam kerangka acuan orang lain. Kita memandang keluar melewati kerangka acuan tersebut. Kita melihat dunia dengan cara mereka melihat dunia. Kita mengerti paradigma mereka. Kita mengerti bagaimana perasaan mereka. Motto orang-orang asertif kira-kira begini: "I am OK, You are OK." Ini berbeda dengan tiga perilaku yang lain. Pertama, perilaku orang-orang yang suka menekan, memaksa, dan semau gue (perilaku agresif). Motto mereka: "I am OK, you are not OK." Kedua, perilaku orang-orang yang memandang rendah diri sendiri, ragu-ragu, dan bingung (perilaku pasif). Motto mereka: "I am not OK, You are OK." Ketiga, perilaku orang-orang yang sering memaksa, menekan, namun di sisi lain, ia membiarkan dirinya diperlakukan sama oleh orang lain (perilaku pasif-agresif). Motto mereka: "I am not OK, You are not OK."

Dengan menerapkan perilaku asertif dan mendengarkan empatik, kita belajar membina hubungan yang lebih baik dengan orang lain. Orang lain merasa dipentingkan, merasa dihargai, dan merasa diutamakan (spesial). Dalam kondisi psikologis seperti ini, orang lain akan lebih mudah mementingkan kita, menghargai kita, dan menjadikan kita spesial. Hubungan sosial kita menjadi indah, istimewa, dan membahagiakan. Dan berkali-kali orang hebat membuktikan: kesuksesan dan kebahagiaan hidupnya bertumpu pada keterampilannya membina hubungan dengan orang lain – dengan keluarganya, koleganya, rekan kerjanya, sahabatnya, masyarakatnya, dan seterusnya.


Orang Hebat Menerima Kesalahan dan Kegagalan


Kesalahan dan kegagalan sering dimaknai sebagai negatifitas dari sebuah proses. Padahal kalau kita tahu, keduanya merupakan keberhasilan dalam wajahnya yang lain. Berkali-kali gagal, berkali-kali salah, dan akhirnya berhasil sesungguhnya berkali-kali orang meraih keberhasilan. Anda boleh bertanya, berapa kali Einstein melakukan kesalahan sebelum menemukan rumus e = mc2 yang mengguncang dunia itu. Demikian juga Thomas Alfa Edison yang termashur memiliki beribu hak paten di Amerika Serikat. Dari sekian ribu patennya, berapa ribu kali kesalahan uji menyertainya. Mereka bukan menghilangkan kesalahan, mereka tidak menafikan kegagalan. Karena salah dan gagal adalah jalan panjangnya kesuksesan. Orang hebat punya itu. Punya eye of mind untuk tidak sekedar memahami kesalahan dan kegagalan sebagai proses yang terpisah dari kesuksesan, melainkan menjadi batu-bata penyusunnya. Orang-orang ini seolah berteriak - seperti teriakan Billi PS Lim - "DARE TO FAIL!"

Sebagai bahan inspirasi, saya tampilkan sejumlah kisah orang hebat yang 'rela' mengakui kesalahan dan kegagalan dalam hidupnya, lalu mengubahnya menjadi prestasi yang luar biasa. Meraka, kata Gede Prama, tidak hanya berhasil membuka gembok psikologis, tetapi juga berhasil memberi warna lain terhadap peradaban manusia.

Soichiro Honda - pendiri dinasti honda yang legendaris - adalah cerita tentang murid miskin yang bercita-cita bisa mendesain piston. Tak terhitung berapa kali dia gagal merancang piston yang baik. Setelah merasa cukup dengan hasil pistonnya, tak terhitung juga berapa puluh kali ia ditolak perusahaan. Lalu berulang kali lagi ia memperbaiki pistonnya sampai akhirnya, setelah bertahun-tahun, perusahaan Toyota menerima rancangannya. Akan tetapi, keadaan perang - yang membuat perekonomian compang-camping - membuat semua mimpinya tenggelam. Tak berhenti mencoba, Soichiro kemudian mendirikan pabrik piston sendiri. Baru saja ada tanda-tanda awal kemajuan, AS membom Jepang dan berantakanlah semuanya. Ia sempat beralih pada bisnis perakitan sepeda motor. Ia menyurati lebih dari 18.000 toko untuk menawarkan produknya. Ada sekitar 5.000 toko yang merespon suratnya. Sukses? Ternyata belum, karena dalam waktu sekejap terjadi over supply dalam produk sepeda motor. Kini namanya berkibar menjadi merek motor dan mobil bermesin bandel di dunia.

Abraham Lincoln, salah seorang presiden AS yang amat dikenang dalam sejarah dunia, memiliki kisah yang sama menariknya. Di umur 22, Lincoln gagal menjadi usahawan. Di umur 23 tidak berhasil menjadi anggota legislatif. Jatuh lagi usahanya di umur 25. Setahun kemudian kekasih yang amat dia cintai meninggal dunia. Disusul kemudian oleh datangnya penyakit depresi mental. Ketika umurnya menginjak angka 34, 37, dan 39, ia kalah lagi berulang-ulang dalam pemilihan menjadi anggota kongres. Tak letih mencoba, ia kemudian mencoba mencalonkan diri menjadi senator di umur 47, kalah lagi dalam pencalonan diri menjadi wakil presiden. Di umur 49, gagal lagi duduk di kursi senator. Namun, di umurnya yang ke 52, ia dipilih menjadi presiden AS yang kemudian dikenang sepanjang masa sebagai pemimpin legendaris.

Warner von Barun dikenal sebagai penemu roket. Suatu hari, ia dipanggil sang bos. Ditanya tentang berapa kesalahan yang sudah ia lakukan. Dengan nada tegas ia menyebut angka 65.121 kali. Ditanya lagi, perlu berapa kesalahan lagi agar roketnya bisa terbang. Ia menyebut angka 5.000 kali lagi! Tidak mau kalah, Walt Disney, proyek kebanggaan dunia itu, harus runtuh sebanyak 302 kali sebelum berjaya hingga saat ini. Disney sendiri, di kemudian hari, mengabadikan proses dirinya itu dalam seuntai kalimat If you can dream it, you can do it.

Apa yang Anda peroleh dari membaca kisah mereka? Meraka berkali-kali gagal. Mereka berulang kali melakukan kesalahan. Tapi, mereka tetap mencoba. Inilah pengakuan paling jujur orang-orang yang melakukan kesalahan. Bukan pengakuan verbal, melainkan kemauan untuk terus mencoba dan memperbaiki. Dan orang hebat memilih jalan itu.