Minggu, Mei 19, 2013

ICMI Riau Perkenalkan Konsep Pesantren Digital (IDBS)


Pekanbaru (18/05). Pada pelantikan dan Rapat Kerja Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Sabtu (18/05) Periode 2012-2017 yang  dilangsungkan di Ballroom Hotel Arya Duta Pekanbaru, Ibu Marwah Daud Ibrahim Menekankan Peran penting Invovasi teknologi dalam pembelajaran. "Indonesia saat sekarang ini sedang di tunggu oleh seluruh dunia untuk kembali memimpin dunia Islam. Maka  dari itu sangat penting untuk untuk selalu berinovasi baik dalam penguasaan teknologi, terutama sekali teknologi pembelajaran." tegas marwah dengan sangat yakin. 



Senin, Februari 11, 2013

Tentang Seseorang…


Sedang berbenah file-file di Laptop Siang ini ketemu tulisan ini.... sepertinya masih aktual.... jadi diposkan saja...

Dalam realita keseharian kita… ada sebuah kondisi yang selalu bergantian mengisi setiap relung jiwa. ‘sedih’ dan ‘bahagia’… ‘pesimis’ dan ‘optimis’… ‘ramai’ dan ‘sepi’… Padanan kata tersebut adalah sebuah kondisi biasa akan selalu saling bergantian mengisi hari-hari kita. Dalam filsafat Tao The Ching dikenal Yin dan Yan sebagai suatu keseimbangan kehidupan.
Suatu ketika pernah saya dan –mungkin- kita semua pernah merasa kesepian dan sendirian. Terlebih di jalan dakwah, jika cara pandang kita masih belum benar dalam berjuang. Dan itu wajar... karena perjalanan kita bersama dakwah adalah hari –hari perjuangan dan pengorbanan.

”Berharap senang dalam berjuang... bagai merindu rembulan di tengah siang - Saujana”.

Jumat, Desember 28, 2012

002 Menata Dunia Melalui Mihrab


Tugas utama manusia diatas muka bumi adalah menjadi Hamba Allah dan kemudian menjadi Khalifah Allah untuk memakmurkan bumi. Bumi ini hanya akan diwariskan kepada hamba yang benar-benar terpaut kepada majikannya. Menjadikan pegawai Allah. Menjadikan Allah sebagai Big Boss.

Yah, kalau kita ingin menata dunia tidak ada jalan lain selain berhubungan erat dengan Allah yang mempunyai dan menguasai dunia. Dimana tempatnya? Di mihrab-mihrab. Di mihrablah kejernihan itu dimulai. Disanalah awal bangkitnya mujahadah. Perpaduan azam dan mahabbah. Di sanalah tapak langkah pertama di mulai. Di mihrab.

Minggu, Februari 26, 2012

Catatan Hati Ahad, 26 Februari 2012

Bismillah!
hari ini Alhamdulillah hari yang sangat luarbiasa, dahsyat. hari ini saya kembali merasakan semangat bersama anak-anak muda yang luarbiasa, dalam semangat, komitmen, kekeluargaan dan saling memotivasi. wadah Forum Lingkar pena telah mempertemukan kami untuk saling memberi makna. Karena menulis memang aktivitas makna.
Selamat Milad FLP, saksikan Aku kader dakwah di FLP: "Berdakwah lewat Tulisan!
saya seperti kehilangan kata-kata. ntar kita tambah lagi ya....

Jumat, Februari 10, 2012

001 Tumbuh Laksana Benih



Membangun peradaban, persis laksana tumbuh berkembangnya sebuah benih tanaman menjadi tanaman yang akan berpohon kokoh, akar yang kuat menghunjam, cabangnya rindang dan berdaun lebat. Semua dimulai dari benih yang kecil. Benih adalah blue print kehidupan sebuah pohon itu sendiri. Semua informasi bentuk daun, lingkar pohon dan berapa besar serta tinggi pohon akan bisa tumbuh semuanya ada di dalam benih.

Selasa, Januari 24, 2012

Catatan Hati 24 Januari 2012

Kehidupan ini adalah perjuangan. Inilah yang saya rasakan pada hari-hari terakhir ini.Berbuat kebaikan juga harus mempunyai jalur yang profesional dan proporsional. Karena banyak pertolongan yang akhirnya dianggap sebagai suatu keburukan yang membuat banyak manusia tersinggung. Sungguh ya Allah aku adalah hamba-Mu yang masih perlu banyak belajar. Apa daya waktu yang disediakan sangat terbatas, akalku juga mempunyai batas. Hanya kepada-Mu kami mengembalikan semua persoalan. Terima Kasih atas semua Tempaan pada 28 hari belakangan ini yang membukakan mata akal, batin dan mata qalbuku. Alhamdulillah.

Selasa, Oktober 18, 2011

Wara Wiri

Dengan sepenuh hati saya sampaikan permohonan maaf blog ini sedang dikocok ulang sehingga agak kurang nyaman bagi para pembaca. Blog ini ke depan hanya akan berisi Catatan Perjalanan, Renungan, dan ruang untuk menjawab semua pertanyaan yang diajukan ketika saya mengisi kajian atau diskusi.

Untuk tulisan yang sudah ada saat sekarang ini secara bertahap akan kita buatkan blognya tersendiri, akan kami tampilkan di link yang ada di sebelah kanan. Terima kasih atas perhatiannya. Mohon doanya sehingga proyek ini akan selesai dalam waktu yang cepat.

salam takzim untuk kita semua
Eddy Syahrizal
General Manager Qolbu Re-Engineering Foundation (QRF) For Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

Selasa, Juli 05, 2011

Izinkan Aku Bertutur Jilid I (01)Tarbiyah Seni Membentuk Manusia


Tarbiyah adalah  seni membentuk manusia. Itu yang dikatakan al-Ustadz Nashih ‘Ulwan. Tarbiyah bukanlah proses untuk menghomogenitaskan manusia. Hari ini adalah hari ke dua puluh sembilan Bulan Juni 2004 M. Bertepatan dengan hari ke Sebelas Jumadil ‘Ula 1425 H. Pagi tadi seorang al-Akh datang dan meminta maaf bahwa bulan-bulan terakhir ini mungkin tidak akan dapat intens di KAMMI Daerah. Karena ingin fokus menyelesaikan kuliah dan merancang masa depan … begitu ceritanya … . Akh … Ghuroba …. Kulangsung melantunkan nasyid ini di dalam hati. Nasyid kesayanganku setelah Ribathul ukhuwah. Ane langsung ingat Murabbiku Pertama di UNRI.  Beliau pernah berkata,” Ane melihat antum lain. Antum akan berjalan tertatih menjalankan amanah sendirian atau dengan sangat sedikit rekan seperjuangan. Dan Antum akan terlalu cepat menjadi orang tua dan orang yang dituakan.” 

Apa Ya, Hadiah Pernikahan Yang Cocok?



Saya ingat pengalaman unik ketika akan digelar walimahan ursy (Pesta pernikahan) al-Akh Muhammad Fauzan Fathoni. Kami n de Gank diskusi cocoknya memberikan apa Ya? Terinspirasi dari kisah ust. Sofyan siroj yang memberikan tikar permadani kepada salah saudara, saya mengajukan usul memberikan barang yang bermanfaat. Alasan ust. Sofyan meberikan Tikar permadani sebagai kado karena saudara tersebut banyak kelompok pengajiannya. “antum bayangkan setiap ia memimpin pengajian setiap itu pula pahala mengalir kepada kita, sampai hari kiamat.”

Saudara yang lain manggut-mangut saya ceritakan ini. “yah, kita belikan permadani saja, akh Fauzankan juga banyak binaaannya.” Tapi ada celetukan,” sepertinya tak bisa deh, rumah beliau itu kecil....(Maaf akh Fauzan,tapi memang bilang begitu kok) nanti ndak muat kan rugi, di kasihnya keorang  lain yah, kurang dong berkahnya.”

“Eh, waktu kecil, saya nonton film Ateng, dia sama teman-temannya, ngasih closet ke dosennya. Karena di rumah dosennya tak ada WCnya. Itu juga setelah mereka survey rumahnya. Gimana kalau kita survey rumahnya, mana tahu memang tak ada closetnyaa (he...he.... ada dunk)” canda saya. Semua pada ketawa. Dan melemparkan segala sesuatu yang bisa dilempar.

Akhirnya semua pandangan tertuju ke rak buku yang ada disekretariat Mesjid Ar-Faunnas UR (Universitas Riau), tempat kami sering mangkal dan diskusi. “yap, kita kasih rak buku saja.” Kata saya.  “Wah, gimana bawanya Bang Eddy?” saya jawab,”Masukkan saja dalam amplop”. Semuanya tercengang. “Maksud saya Bonnya masukkan dalam amplop, habis itu kita minta tokonya ngantarkan ke rumahnya Akh Fauzan, lalu kita kasih tahu akh Fauzannya, tunggu di rumahnya. Masa’ kita gotong ke pestanya kan malu?
Akhirnya rencana berjalan sempurna. Kami beli rak bukunya di Giant dekat Kampus UR. Hikmah yang dapat kami ambil adalah berikanlah hadiah yang menyenangkan bagi saudara kita dan bisa mendatangkan ladang pahala bagi kita.
(Sekretariat KAMMI Wilayah Riau, Selasa, 03 Sya’ban 1432 H/ 05 Juli 2011 M, 11:19:48 WIB)

Izinkan Aku bertutur II (01): Malam Mingguan di Gramedia



oleh Eddy Syahrizal pada 03 Juli 2011 jam 16:55
Sore menjelang Magrib (Sabtu 02/07/11) saya menyibukkan diri dengan laptop ini surfing dan searching bahan-bahan bacaan.Sebuah tepukan ringan tanpa saya sadari mendarat di pundak saya, "Wah, lagi asyik Bang Eddy." "Yah begitulah, cari kesibukan di sore ini," kata saya. Saya tidak menyadari kedatangannya. ini penyakit lama. kalau saya baca, saking seriusnya saya tidak akan sadar dengan kondisi sekelling. Saya jadi rindu Bunda. Biasanya Bunda akan mencubit kecil saya kalau sudah terlalu serius. sekedar lewat saja. Semoga beliau selalu sehat dengan kesibukannya.

"Kalau tidak ada agenda malam ini, saya ajak ke Gramedia, saya mau beli buku Ayah karya Tere Liye." katanya. "Tere Liye ya kata saya. saya juga punya koleksi beberapa Ebooknya. kalau tidak salah yang paling saya suka yang menceritakan soerang anak buta yang berjuang untuk memahami hidup dan lingkungannya, tapi kalau ke Gramedia tak beli buku rasanya tak enak saja, asal antum tahu dana beli bukuku sudah minus 47.800." kata saya panjang lebar.

Ia tersenyum, "Survey saja dulu, tapi pakai motor Abang ya," katanya." Sebaiknya berangkat Shalat ba'da Shalat Maghrib, kita shalat Isya dekat Masjid Ar-Rahman saja", jelasnya lagi. "Ok, antum tunggu saja di rumah", tutup saya.

Sosok itu adalah adalah Wamdi ketua FLP Riau.Teman diskusi yang enak. singkat cerita kami berangkat. wuih jalannya macet karena jl. Sudirman ada proyek jalan layang untuk PON. lama juga di sana sampai tutup lagi Gramedianya. Kami searching buku, saya selalu bawa buku catatan kecil untuk mencatat buku yang bagus. Sehingga kalau ada pitih nanti bisa langsung beli.

bukunya Ayah itu kami dapatkan dengan cepat sekali. Minta tolong sama Mas-Mas di sana. Kami lihat banyak buku baru lho. Hm... saya sengaja cuma bawa dana 50.000 biar tidak habis. Biasalah wiraswasta seperti kita ini pendapatannya tidak tetap. sekali dapat bisa untuk 5 bulan. setelah itu tak dapat apa-apa sampai berbulan-bulan. Maka segala pencatatan pengeluaran saya ketat sekali. Sifat ini warisan Bunda sebenarnya. Tahu tidak sodara-sodara saya lebih mudah minta duit sama Aba dari Bunda. Kalau Aba butuh berapa, langsung di kasih. Tapi sama Bunda. Untuk keperluan apa. penting nggak. hm... bisa lebih kecil tak.

akhirnya saya juga tidak tahan beli buku juga satu yang harganya 32.500. Setelah itu kami malah diskusi mengenai buku-buku itu di tengah ramainya pengunjung. Saling menilai dan merekomendasikan buku ini bagus. ini kekurangnnya ini dan itu. pokoknya kami setengah berdebat. pengunjung yang lain mungkin heran. memangnya sedang ada acara bedah buku.Kami tidak peduli. cuek.

Akhirnya kita diusir secara halus, oleh suara-mbak-mbak Gramedia, bahwa Gramedia segera tutup. Baru saya nyadar saya belum makan malam. Kami Pulang. Macet. Beli Bensin. Makan.Ke rumah Wamdi. (tepatnya rumah Bibinya). sudah jam 10.30 Malam. Tidak Ada orang di rumah. Kami diskusi lagi sampai jam 12 malam.

yang kami diskusikan Buku Totto-Chan. Gadis Cilik di Jendela. kisah Sekolah Tomoe Gosen yang sangat luar biasa. Saya janji nanti saya akan ceritakan. Saya membacanya seringkali berkaca-kaca. (lebih banyak berembunnya, lalu hujan deh) bukan menangis cuma mengeluarkan air mata. sangat Inspiratif, lucu dan polos. (Not Novel, but True Story).

Ok, Sohib sekalian setelah ini kemungkinan saya akan tuliskan Resensi Totto-Chan versi saya sendiri. doakan saya istiqomah menulis untuk saling berbagi. Wassalam