Jumat, Desember 28, 2012

002 Menata Dunia Melalui Mihrab


Tugas utama manusia diatas muka bumi adalah menjadi Hamba Allah dan kemudian menjadi Khalifah Allah untuk memakmurkan bumi. Bumi ini hanya akan diwariskan kepada hamba yang benar-benar terpaut kepada majikannya. Menjadikan pegawai Allah. Menjadikan Allah sebagai Big Boss.

Yah, kalau kita ingin menata dunia tidak ada jalan lain selain berhubungan erat dengan Allah yang mempunyai dan menguasai dunia. Dimana tempatnya? Di mihrab-mihrab. Di mihrablah kejernihan itu dimulai. Disanalah awal bangkitnya mujahadah. Perpaduan azam dan mahabbah. Di sanalah tapak langkah pertama di mulai. Di mihrab.


Para pakar tarbiyah menyatakan dengan padat dan lugas:
“kelesuan sesudah mujahadah adalah timbul karena adanya kerusakan pada langkah pertama.”
Yang lain menambahkan:

“sesungguhnya berbagai keluhan itu muncul karena kerusakan sejak permulaan. Barang siapa yang benar permulaannya maka benar kesudahannya. Barangsiapa yang salah permulaannya maka bisa jadi ia binasa.”

Orang saleh berikutnya bahkan lebih tegas lagi menyatakan:
“Barangsiapa yang tidak benar permulaan kehendaknya, niscaya tidak akan selamat pada kesudahan akibatnya.”

Maka sejak awal kita melihat mihrab menjadi sentral untuk menata dunia. Sujudnya Adam alaihissalam dan Hawa adalah mihrab pertama di dunia. Taubat mereka adalah awal dari penataan dunia.

Pengasingan diri  Musa untuk menerima Taurat adalah mihrab lainnya sebagai upaya menata Bani Israil yang rewel dan bermental budak. Ismail dan Ishaq yang akan menjadi akar dari semua Nabi dimulai dari doa-doa Nabi Ibrahim di mihrab-mihrab di kala usia senja.
Lahirnya Nabi Yahya yang memberikan kehidupan berawal dari doa-doa dan munajat Nabi Zakaria di Mihrabnya. Bahkan kelahiran Maryam yang akan melahirkan Nabi Isa berawal dari nazar dan wakaf Istri Imran bahwa anaknya akan diberikan kepada Allah untuk menjaga mihrabnya.

Bahkan Maryam mendapatkan rezeki yang baik sehingga membuat nabi Zakaria terkesima terjadi di Mihrab. Mihrab adalah batu pertama peradaban. Di mihrablah generasi Rabbani dilahirkan dan dibentuk. Di mihrablah generasi Shiddiqun memancarkan cahayanya.

Maka ketika kita ingin menata dunia mulailah melalui mihrab-mihrab kita. Lupakah kita apa yang dilakukan Rasulullah untuk menghilangkan keresahan dan kegundahannya melihat masyarakat Makkah yang rusak. Lalu bertahannuts di Mihrab yang bernama gua Hira’.

Maka ketika sudah menata mihrab kita,berdoalah! Bermunajatlah! Sholatlah! Bacalah Ayat-ayat-Nya! Setelah itu bersabarlah! Teruslah bekerja! Indhibatlah! Karena yang kita lakukan ini adalah perkataan yang berat. Proyek kehidupan yang maha besar dan dahsyat. Amanah langit yang harus dihamparkan di muka bumi. Tekunlah dengan penuh ketundukan dan kesabaran. Maka Allahlah yang akan mengurus musuh-musuh kita dan musuh-musuh peradaban.

“Hai orang yang berselimut (Muhammad),Bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya),(yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit. Atau lebih dari seperdua itu. dan Bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan.Sesungguhnya kami akan menurunkan kapadamu perkataan yang berat. Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.Sesungguhnya kamu pada siang hari mempunyai urusan yang panjang (banyak).Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadatlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan.(Dia-lah) Tuhan masyrik dan maghrib, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Maka ambillah dia sebagai Pelindung.Dan Bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik. Dan biarkanlah Aku (saja) bertindak terhadap orang-orang yang mendustakan itu, orang-orang yang mempunyai kemewahan dan beri tangguhlah mereka barang sebentar.” (Q.S Al Muzammil [073]: 1-11)

(Masjid Arfaunnas, Ahad, 28 RAmadhan 1432 H/28 Agustus 2011 M, 1:09:02 AM WIB)
Eddy Syahrizal
General Manager QR Foundation For NKRI

Tidak ada komentar: