Tugas utama manusia diatas muka bumi adalah
menjadi Hamba Allah dan kemudian menjadi Khalifah Allah untuk memakmurkan bumi.
Bumi ini hanya akan diwariskan kepada hamba yang benar-benar terpaut kepada
majikannya. Menjadikan pegawai Allah. Menjadikan Allah sebagai Big Boss.
Yah, kalau kita ingin menata dunia tidak ada
jalan lain selain berhubungan erat dengan Allah yang mempunyai dan menguasai
dunia. Dimana tempatnya? Di mihrab-mihrab. Di mihrablah kejernihan itu dimulai.
Disanalah awal bangkitnya mujahadah. Perpaduan azam dan mahabbah. Di sanalah
tapak langkah pertama di mulai. Di mihrab.
Para pakar tarbiyah menyatakan dengan padat
dan lugas:
“kelesuan sesudah mujahadah adalah timbul
karena adanya kerusakan pada langkah pertama.”
Yang lain menambahkan:
“sesungguhnya berbagai keluhan itu muncul
karena kerusakan sejak permulaan. Barang siapa yang benar permulaannya maka
benar kesudahannya. Barangsiapa yang salah permulaannya maka bisa jadi ia
binasa.”
Orang saleh berikutnya bahkan lebih tegas
lagi menyatakan:
“Barangsiapa yang tidak benar permulaan
kehendaknya, niscaya tidak akan selamat pada kesudahan akibatnya.”
Maka sejak awal kita melihat mihrab menjadi
sentral untuk menata dunia. Sujudnya Adam alaihissalam dan Hawa adalah mihrab
pertama di dunia. Taubat mereka adalah awal dari penataan dunia.
Pengasingan diri Musa untuk menerima Taurat adalah mihrab
lainnya sebagai upaya menata Bani Israil yang rewel dan bermental budak. Ismail
dan Ishaq yang akan menjadi akar dari semua Nabi dimulai dari doa-doa Nabi
Ibrahim di mihrab-mihrab di kala usia senja.
Lahirnya Nabi Yahya yang memberikan kehidupan
berawal dari doa-doa dan munajat Nabi Zakaria di Mihrabnya. Bahkan kelahiran
Maryam yang akan melahirkan Nabi Isa berawal dari nazar dan wakaf Istri Imran
bahwa anaknya akan diberikan kepada Allah untuk menjaga mihrabnya.
Bahkan Maryam mendapatkan rezeki yang baik
sehingga membuat nabi Zakaria terkesima terjadi di Mihrab. Mihrab adalah batu
pertama peradaban. Di mihrablah generasi Rabbani dilahirkan dan dibentuk. Di
mihrablah generasi Shiddiqun memancarkan cahayanya.
Maka ketika kita ingin menata dunia mulailah
melalui mihrab-mihrab kita. Lupakah kita apa yang dilakukan Rasulullah untuk
menghilangkan keresahan dan kegundahannya melihat masyarakat Makkah yang rusak.
Lalu bertahannuts di Mihrab yang bernama gua Hira’.
Maka ketika sudah menata mihrab kita,berdoalah!
Bermunajatlah! Sholatlah! Bacalah Ayat-ayat-Nya! Setelah itu bersabarlah!
Teruslah bekerja! Indhibatlah! Karena yang kita lakukan ini adalah perkataan
yang berat. Proyek kehidupan yang maha besar dan dahsyat. Amanah langit yang
harus dihamparkan di muka bumi. Tekunlah dengan penuh ketundukan dan kesabaran.
Maka Allahlah yang akan mengurus musuh-musuh kita dan musuh-musuh peradaban.
“Hai orang yang berselimut
(Muhammad),Bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit
(daripadanya),(yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit.
Atau lebih dari seperdua itu. dan Bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan.Sesungguhnya
kami akan menurunkan kapadamu perkataan yang berat. Sesungguhnya bangun di
waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih
berkesan.Sesungguhnya kamu pada siang hari mempunyai urusan yang panjang (banyak).Sebutlah
nama Tuhanmu, dan beribadatlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan.(Dia-lah)
Tuhan masyrik dan maghrib, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia,
Maka ambillah dia sebagai Pelindung.Dan Bersabarlah terhadap apa yang mereka
ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik. Dan biarkanlah Aku (saja)
bertindak terhadap orang-orang yang mendustakan itu, orang-orang yang mempunyai
kemewahan dan beri tangguhlah mereka barang sebentar.” (Q.S Al Muzammil
[073]: 1-11)
(Masjid Arfaunnas, Ahad, 28 RAmadhan 1432
H/28 Agustus 2011 M, 1:09:02 AM WIB)
Eddy
Syahrizal
General
Manager QR Foundation For NKRI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar