Seorang
aktivis dakwah bertanya kepada Murabbinya,”Kapankah saatnya kita bisa
mengalahkan dominasi tirani Yahudi atas dunia Islam ya Syeikh?” Syeikh itu
menarik nafas dalam-dalam, lalu menegakkan kepalanya, memandang tajam kepada
Mutarabbinya, lalu berkata tenang namun sangat tegas,” Ketika Jumlah Jamaah
Shalat Jum’at sudah sama banyak dengan jama’ah shalat subuh!” kata-kata ini
akhirnya juga menjadi ikrar para dedengkot Zionis Yahudi yang menyatakan,”Jangan
biarkan mereka umat Islam mendekati Masjid, terutama saat shalat subuh dan
shalat ashar. Karena di dalam shalat itu mereka mendapatkan kekuatan.”
Ibu
bumi adalah Makkah atau Bakkah. Di sinilah tempat semua daratan mengingduk.
Tanah padat yang menjadi jantung dunia. Tempat dimulainya denyut kehidupan.
Tempat pertama kali masjid ditanamkan di muka bumi. Tempat begitu banyak kisah
dimulai. Negeri yang diberkahi. Salah satu tempat yang dijamin akan aman sampai
akhir zaman. Cahayanya bisa dilihat baik dari langit dunia dan langitnya
malaikat. Karena begitu banyak doa, harapan, taubat, yang tertumpah, meruah
untuk diijabah.
Disinilah
dulu kakek dan nenekmoyang manusia kembali berjumpa setelah di turunkan ke
bumi. Bumi yang menjadi mihrab tempat untuk taubat. Kembali kepada fitrah
insani manusia yaitu kecendrungan yang baik menuruti perintah Allah. Berlalu
masa akhirnya Allah memberikan inspirasi indah yang menggugah di sana. Narasi
Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Kembali membina Makkah, setelah diuji dan diguncangkan
Allah sedahsyat-dahsyatnya. Ibrahim diberikan penghargaan sebagai pemimpin
seluruh umat manusia diatas dunia. Setelah membina kembali fondasi sebuah
masjid perdana diatas dunia ini dan meninggikannya.
Setelah
lulus dari berbagai ujian itulah anugerah itu diberikan. Memang Ibrahim
alaihissalam adalah sosok nyata sebuah ummat. Bukan hanya mewakili pribadinya
saja. Semua kebaikan umat manusia yang terbaik sepanjang masa terhimpun pada
pribadinya. Ia tidak ingin mendapatkan anugerah sendiri. Ia ingin keturunan dan
anak cucunya juga menjadi bagian dari kepemimpinan itu. Dan ia sendiri telah
meneladankan sebuah filosofi” “Barangsiapa yang ingin memimpin peradaban ini
maka ia harus menjadikan masjid sebagai poros peradaban.” Caranya adalah membina
fondasi mesjid dan meninggikannya.
Fondasi
masjid adalah iman,meninggikannya adalah melaksanakan shalat di dalamnya.
Karena shalat adalah tiang Islam dan merupakan tiang peradaban. Ketika fondasi
dan tiang ini kokoh maka tidak ada kekuatan apapun yang akan mampu meruntuhkannya.
Karena inilah kekuatan sesunguhnya dan inilah yang dinamakan dengan istiqomah
menapak jalan keridhaan Ilahi. Salam bagimu wahai bapak kami Pemimpin seluruh
manusia. Salam sampai akhir zaman. Semoga kita diperjumpakan Allah di dalam
rahmat dan keridhaannya.
Dan
(ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat, lalu dia
melaksanakannya dengan sempurna. Dia (Allah) Berfirman, “Sesungguhnya Aku
Menjadikan engkau sebagai pemimpin bagi seluruh manusia.” Dia (Ibrahim)
berkata, “Dan (juga) dari anak cucuku?” Allah Berfirman, “(Benar, tetapi)
janji-Ku tidak berlaku bagi orang-orang zalim.” (Q.S Albaqarah [002]: 124)
Eddy
Syahrizal
General
Manager QR-Foundation For NKRI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar