Jumat, April 24, 2015

005 Kembalikan Mesjid Men’jadi Poros Peradaban



Seorang aktivis dakwah bertanya kepada Murabbinya,”Kapankah saatnya kita bisa mengalahkan dominasi tirani Yahudi atas dunia Islam ya Syeikh?” Syeikh itu menarik nafas dalam-dalam, lalu menegakkan kepalanya, memandang tajam kepada Mutarabbinya, lalu berkata tenang namun sangat tegas,” Ketika Jumlah Jamaah Shalat Jum’at sudah sama banyak dengan jama’ah shalat subuh!” kata-kata ini akhirnya juga menjadi ikrar para dedengkot Zionis Yahudi yang menyatakan,”Jangan biarkan mereka umat Islam mendekati Masjid, terutama saat shalat subuh dan shalat ashar. Karena di dalam shalat itu mereka mendapatkan kekuatan.”

Ibu bumi adalah Makkah atau Bakkah. Di sinilah tempat semua daratan mengingduk. Tanah padat yang menjadi jantung dunia. Tempat dimulainya denyut kehidupan. Tempat pertama kali masjid ditanamkan di muka bumi. Tempat begitu banyak kisah dimulai. Negeri yang diberkahi. Salah satu tempat yang dijamin akan aman sampai akhir zaman. Cahayanya bisa dilihat baik dari langit dunia dan langitnya malaikat. Karena begitu banyak doa, harapan, taubat, yang tertumpah, meruah untuk diijabah.

Disinilah dulu kakek dan nenekmoyang manusia kembali berjumpa setelah di turunkan ke bumi. Bumi yang menjadi mihrab tempat untuk taubat. Kembali kepada fitrah insani manusia yaitu kecendrungan yang baik menuruti perintah Allah. Berlalu masa akhirnya Allah memberikan inspirasi indah yang menggugah di sana. Narasi Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Kembali membina Makkah, setelah diuji dan diguncangkan Allah sedahsyat-dahsyatnya. Ibrahim diberikan penghargaan sebagai pemimpin seluruh umat manusia diatas dunia. Setelah membina kembali fondasi sebuah masjid perdana diatas dunia ini dan meninggikannya.
Setelah lulus dari berbagai ujian itulah anugerah itu diberikan. Memang Ibrahim alaihissalam adalah sosok nyata sebuah ummat. Bukan hanya mewakili pribadinya saja. Semua kebaikan umat manusia yang terbaik sepanjang masa terhimpun pada pribadinya. Ia tidak ingin mendapatkan anugerah sendiri. Ia ingin keturunan dan anak cucunya juga menjadi bagian dari kepemimpinan itu. Dan ia sendiri telah meneladankan sebuah filosofi” “Barangsiapa yang ingin memimpin peradaban ini maka ia harus menjadikan masjid sebagai poros peradaban.” Caranya adalah membina fondasi mesjid dan meninggikannya.

Fondasi masjid adalah iman,meninggikannya adalah melaksanakan shalat di dalamnya. Karena shalat adalah tiang Islam dan merupakan tiang peradaban. Ketika fondasi dan tiang ini kokoh maka tidak ada kekuatan apapun yang akan mampu meruntuhkannya. Karena inilah kekuatan sesunguhnya dan inilah yang dinamakan dengan istiqomah menapak jalan keridhaan Ilahi. Salam bagimu wahai bapak kami Pemimpin seluruh manusia. Salam sampai akhir zaman. Semoga kita diperjumpakan Allah di dalam rahmat dan keridhaannya.

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat, lalu dia melaksanakannya dengan sempurna. Dia (Allah) Berfirman, “Sesungguhnya Aku Menjadikan engkau sebagai pemimpin bagi seluruh manusia.” Dia (Ibrahim) berkata, “Dan (juga) dari anak cucuku?” Allah Berfirman, “(Benar, tetapi) janji-Ku tidak berlaku bagi orang-orang zalim.” (Q.S Albaqarah [002]: 124)

Eddy Syahrizal

General Manager QR-Foundation For NKRI

Tidak ada komentar: