Jumat, Mei 01, 2015

006 Getar-Getar Pesan Peradaban Azan



Panggilan Allah ini berkumandang dari masjid-masjid yang merupakan poros peradaban. Panggilan dari poros peradaban. Panggilan kasih dari sang kekasih. Panggilan instruksi dari sang pemimpin. Panggilan kehormatan pada seorang hamba yang hina dina. Panggilan kerinduan yang senantiasa dinantikan hamba yang sibuk dengan dirinya, melupakan Rabbnya. Panggilan pulang pada hati dan jiwa yang kelana kembara. Sahutilah pesannya dan jawablah keinginan jiwa yang selalu ingin mendekat Rabb-Nya.


Panggilan  ini tidak pernah berhenti meyeru sedetikpun dari dikumandangkan pertama kali oleh Bilal, sampai akhir bumi ini. Inilah panggilan abadi di dalam waktu dan hati. Menyeru pada insan yang masih punya iman di dalam relung qolbu. Kalau ia hanya punya hati maka telinganya akan pekak. Qolbunya akan bebal, dan kakinya tidak akan mau melangkah ke poros peradaban, masjid yang terhampar di sana mihrab-mihrab.

Azan adalah media informasi yang menyuarakan pesan peradaban yang tidak pernah putus. Selalu online. Jika peradaban memiliki banyak ruh, maka azan adalah salahsatu ruhnya, shalat adalah ruh yang lain. Taklim dan khutbah adalah ruh pesan yang lainnya. I’tikaf adalah madrasah peradabannya. Semua dikembalikan kemesjid. Disana mereka mengagungkan kebesaran Allah Subhanahu wata’ala, disana mereka mengakui dan bersaksi Ilah mereka adalah Allah yang maha perkasa, disana mereka bersaksi Muhammad saw adalah hamba dan rasulnya, di sana mereka buktikan pengabdian dengan shalat, rekreasi jiwa kaum mukhlisin dan muttaqin, dari sana mereka merancang kemenangan-kemenangan peradaban, lalu kembali mereka mengevaluasi kinerja dengan Shalat dan mengembalikan semua hasilnya kepada kehendak Rabb yang maha Besar dan Agung.

Inilah pesan peradaban azan dan mesjid adalah medianya, Muazzin adalah pembawa pesannya kepada seluruh umat Muslim. Sekarang marilah ku ajukan sebuah pertanyaan kepadamu, wahai manusia peradaban, Bukankah Allah telah menghamparkan seluruh bumi ini menjadi masjid, seluruh tanah dihalalkan bagi umat Muhammad saw sebagai tempat sujud? Maka kenapa engkau tidak menjadikan semua permukaan tanah dan luasnya cakrawala sebagai Mesjid yang menyampaikan pesan azan? Sehingga getar-getar peradaban itu membahana di seluruh tempat dan mengangkasa di cakrawala? Kenapa saat ini tanah dan angkasa mu di penuhi pesan syetan dan Dajjal. Melalu media informasi mereka yang bernama majalah, surat kabar, bulletin, situs internet, jurnal-jurnal syaitoni yang membawa pesan perusak peradaban? Tanah yang dihamparkan seakan-akan sudah menjadi kuil, gereja dan sinagog. Tak ada lagi tempat untuk mesjid. Angkasa dan udaranya sudah tercemar oleh racun-racun syahwat dan syubhat.

Dirikanlah masjid disemua hamparan bumi dan marilah kita penuhi angkasa dengan pesan peradaban yang terinspirasi dari lantunan azan. Mari kita kelola media informasi dan teknologi informasi menjadi  ruh untuk kemajuan dakwah, penguasaan terhadap informasi dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya adalah sebuah keniscayaan.

Inilah getar-getar pesan peradaban azan yang akan abadi di sejarah bumi. Sampai sang azali menentukan takdir kehancuran bumi. Ia akan menjadi ruh dalam peradaban menggetarkan setiap hati. Menghidupkan semua nurani. Menguatkan keyakinan diri. Membuat lisan menjadi fasih. Membuat semangat bergemuruh, sehingga umat ini hidup dan berharakah, thawaf di poros peradaban di mana mihrab-mihrab keabadian terhampar.

Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang melarang di dalam masjid-masjid Allah untuk menyebut nama-Nya, dan berusaha merobohkannya? Mereka itu tidak pantas memasukinya kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). Mereka mendapat kehinaan didunia dan di akhirat mendapat azab yang berat. (Q.S Al-Baqarah : 114)

Eddy Syahrizal
General Manager QR-Foundation For NKRI
(Masjid Arfaunnas, Sabtu, 10 Dzulqa’idah 1432 H/08 Oktober 2011 M, 12:08:23 PM WIB)


Tidak ada komentar: