Ini
adalah dialog yang tiada duanya diatas dunia ini. Di pelataran Masjid dialog
ini berlangsung. Seorang sahabat yang baru saja berjumpa dan diikrarkan
persaudaraannya ingin memuliakan semulia-mulianya sang sahabat. “Aku punya
beberapa rumah silahkan engkau pilih yang paling nyaman menurutmu, aku punya
beberapa bidang tanah, silahkan pilih mana yang engkau sukai, bahkan kalau
engkau mau, aku punya beberapa orang istri silahkan pilih mana yang menarik
hatimu, aku akan ceraikan, selepas masa iddahnya engkau boleh menikahinya.” Tak
butuh waktu lama, jawabannya beberapa kata, “saya tidak butuh itu semua dari
mu, sekarang tunjukkan saja kepadaku kemana jalan menuju pasar!”
Subhanallah!
Inilah sosok manusia peradaban yang satu ingin memuliakan, yang lainnya menjaga
kemuliaan dirinya. Mereka adalah sosok-sosok yang menguasai pasar-pasar
kehidupan yang mereka kendalikan dari masjid. Namun hari ini kita lihat manusia
pergi ke mesjid ketika mereka sudah tersingkir dari pasar-pasar kehidupan.
Setelah usia pensiun yang mereka tidak akan laku lagi dalam pasar kehidupan. Mereka
adalah sosok yang renta miskin kemuliaan. Agar tidak terlalu hina akhirnya
mereka dating ke mesjid berharap sedikit kemuliaan.
Rasulullah
menjadikan Mesjid sebagai pusat membangkitkan pasar-pasar kehidupan. Semua hal
yang dianggap strategis dalam pengembangan peradaban Islam dibicarakan di
Masjid. Semuanya dibicarakan dan di rancang dari dalam mesjid. Sehingga pasar
kehidupan mereka berkah dan memberikan keberkahan.
Maka
ketika di suatu masa ketika Rasulullah sudah tiada, umat Islam mulai sibuk
dengan dengan pasar-pasar kehidupan dan mulai melupakan Masjid, seorang
sahabat berteriak dengan lantang, “Wahai
umat manusia, saat ini harta warisan Rasulullah sedang dibagi-bagikan, apakah
kalian tidak mau mendapatkannya?” “ Dimana ? “ Tanya mereka. “Marilah ikut
dengan ku dan jangan banyak bertanya!”
semua manusia yang berada di pasar berduyun-duyun mengikutinya.
Ketika
sampai di pelataran Masjid ia berhenti. Beberapa orang bertanya,”Disinikah
tempatnya?” Beberapa yang lain menyela,”Dimanakah hartanya?” Ia menjawab
lihatlah halaqoh-halaqoh ilmu di dalam Masjid ini, disinilah tempatnya harta
warisan Rasulullah Alqur’an dan Sunnahnya di bagi-bagikan.” Jawab sahabat itu dengan mantap.
Wahai
manusia peradaban mengapa saat ini pasar yang menguasai masjid? Bukan masjid
yang mengendalikan pasar? Inilah saatnya engkau mengetahui ilmu mengendalikan
pasar dari Masjid. Memadukan antara Dzikir dan Fikir. Itulah manusia peradaban
yang Ulil Albab. Ketika Dzikir dan Fikir menyatu maka obsesinya adalah Ukhrawi.
Jiwa mereka merdeka dari dunia, Qolbu mereka terpaut kepada Akhirat. Dunia
dengan hiruk pikuk pasarnya hanya berada di ujung-ujung jarinya, tidak masuk ke
dalam hati dan sanubarinya. Mereka yang mengendalikan dunia, bukan dunia yang
menguasai mereka.
Allah menganugrahkan
al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Qur'an dan As Sunnah) kepada siapa
yang Dia kehendaki. Dan barang siapa yang dianugrahi al hikmah itu, ia
benar-benar telah dianugrahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang
berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).
(QS. Al-Baqaroh [002]
: 269)
Eddy
Syahrizal
General
Manager QR-Foundation For NKRI
(Masjid
Arfaunnas, Sabtu, 10 Dzulqa’idah 1432 H/14 Oktober 2011 M, 4:52:20 PMWIB)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar