Muhibah kami
kali ini dengan Ust Sofyan Siroj adalah ke Nusa Tenggara Barat. Konferensi Ulama Internasional dengan tema: “Moderasi
Islam Perspektif Ahlussunnah Wal Jama’ah.” Acara ini di taja oleh Organisasi
Ikatan Alumni Al Azhar (OIAA). Kami sampai di Bandara Lombok dekat-dekat waktu
Maghrib, langsung ke hotel registrasi dan sholat. Sekitaran pukul 20.30 WITA
ada “Welcome Dinner” .
Ust
Profesor, DR. Ibrahim Sholah Hudhud (Mantan Rektor Al Azhar University Kairo
Mesir) dalam sambutan mewakili tamu undangan, memaparkan bentuk moderasi dalam
Islam salah satunya dalam keluarga. Beliau memaparkan makna rijal. Karena beliau memakai bahasa Arab
saya cuma mendengarkan dan menangkap semangatnya.
Inilah nasib
badan kalau belum bisa bahasa Arab. Saya
belum bisa menikmati pemaparan dalam makna yang terkandung dalam bahasa Arab. Di
sinilah peran Ust Sofyan Siroj menerjemahkan, memberikan penjelasan dan menggambarkan cita rasa secara kebahasaan
Arab kepada kepada saya. Sehingga tidak
saja transfer ilmu secara ansich, namun
juga transfer ruh dan semangat yang ada dalam pemaparan-pemaparan yang disampaikan
dalam bahasa Arab.
Inilah salah
satu keistimewaan dari Ust Sofyan Siroj tidak saja mampu menerjemahkan
sekaligus beliau dapat mentransfer ruh dan semangat dari pembicara- pembicara
tersebut.
Baik sobat
semua beginilah kira-kira yang bisa saya saya tangkap dan tuliskan berdasarkan
terjemahan dan penjelasan ust Sofyan Siroj.
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ
عَلَى النِّسَاء
Artinya : “Kaum
laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita.” (QS. An Nisaa : 34)
Ada seorang bertanya bahwa agama
kamu atau Al Quran kamu itu menghina
perempuan. Salah satu yang diungkap itu ada “arrijaalu qawwamuna ‘alan Nisa” (bahwa laki-laki itu adalah
pemimpin bagi kaum wanita). Sehingga akibatnya dalam Islam itu dikekang hak dan
kebebasannya. Tidak boleh kemana-mana dan beraktivitas di luar rumah. Ust Ibrahim Sholah Hudhud menyatakan bahwa yang kamu katakan tadi itu
benar dari Al Quran, tapi cara berpikir dan pemahaman anda terhadap Maksud dari
Al Qur'an ini yang salah.
Rijal itu
bukan jenis. Bentuk fisik laki-laki atau perempuan. Tapi rijal itu adalah sifat, karakter. Pada diri seorang muslim itu ada
sifat Rijal. Mempunyai dua ciri khas
pokok yaitu ri'ayah dan imayah. Ri'ayah itu penjagaan
pemeliharaan, pendidikan pemanduan yang sifatnya mendidik dan membina. Apa yang
dibinanya akalnya, jiwanya, fisiknya, perasaannya dan kebutuhannya. Sedangkan rijal pada sisi imayah adalah penjagaannya,
pertolongan dan bantuannya.
Bentuk penjagaan, pertolongan dan bantuannya adalah kepada isteri, anak dan keluarga serta
masyarakatnya. Orang yang memiliki sifat inilah yang dinamakan rijal. Dalam Islam semua sifat itu
adalah kewajiban laki-laki. Sehingga laki-laki wajib bisa menjaga dan mengayomi
wanita yang secara fisik, akal, pikiran dan perasaan memang diciptakan Allah
berbeda berbeda dengan laki-laki.
Sedangkan wanita (Nisa’), dibayangkan Rasul sebagai bagian utuh dari laki-laki. Tulang rusuk
laki-laki. Tulang rusuk itu tulang
paling bengkok dalam tubuh manusia
fungsinya menjaga selurah organ dalam yang vital dalam tubuh manusia. Maka
laki-laki harus bisa menjaga wanita.
Rasulullah mewasiatkan bahwa wanita itu tulang yang bengkok, jangan karena
bengkok lalu dipaksakan diluruskan, maka ia akan patah. Dan jangan dibiarkan
bengkok, karena ia akan bengkok terus.
Akar kata nisa’ ada dua yaitu ins
dan uns. Kata uns mengandung arti keintiman, persahabatan dan perlindungan. Sedangkan
akar kata ins berhubungan dengan kata
nasiya, yang memiliki arti lupa. Makanya seorang
laki-laki yang sudah kehilangan sifat rijal
dalam dirinya akan dibuat lupa kepada Allah SWT oleh wanita. Sebaliknya seorang
laki-laki yang wujud sifat rijal di dalam dirinya maka ia akan dekat dengan
Allah SWT karena wanita dapat memberikan ketenangan dan ketentraman.
Inilah fungsi wanita dalam Islam memberikan ketenangan dan ketentraman
kepada pemimpin (rijal). Selain itu,
wanita juga menjadi penjaga dan pelindung.
apa yang dijaga dan dilindunginya? Suaminya, anaknya, keluarga besarnya
dan masyarakatnya.
Hubungan ini yang dirusak oleh para orientalis dan musuh Islam saat
sekarang ini. Keluarga. Penghancuran keluarga juga adalah target utama dari
gerakan pensesatan iblis dan setan. Sehingga hubungan laki-laki dan perempuan
itu terpecah, hancur dan berantakan. Setelah hubungan ini pecah, hancur dan
berantakan maka soal mudah untuk menyesatkan keduanya. Karena menikah dan
berkeluarga adalah setengah dari penegakan agama.
Ust Ibrahim Sholah Hudhud menyatakan inilah bentuk moderasi (Washatiyah) dalam Islam. keluarga adalah
inti masyarakat dan peradaban. Ketika keluarga-keluarga itu kokoh maka
masyarakat dan peradaban itu akan kokoh dan menjadi rahmatan lil “alamin. Beliau mengakhiri kebaikan dari tuan rumah
cukup diwakili dengan kalimat “ Kuntum
Khairu Ummah”
Hmm... diakhir penjelasan Ust Sofyan Siroj saya cuma bisa membatin, Subhanallah dahsyat sekali pemaparan dari Ust Ibrahim
Sholah Hudhud ini. Semoga kita semua bisa mengambil hikmah dan Ibrah.
(Diselesaikan penulisannya Sabtu, 14 Dzulqo’idah 1439 H/ 28 Juli 2018 M, Hotel Lombok
Raya, Mataram, Nusa Tenggara Barat , 06:26 WITA)
Eddy
Syahrizal
https://eddysyahrizal.blogspot.co.id
Keterangan Gambar:
- Ust Sofyan Siroj Bersama Ust Profesor, DR, Ibrahim Sholah Hudhud (Mantan Rektor Al Azhar University, Kairo Mesir) pada acara Konferensi Ulama Internasional dengan Tema Moderasi Islam Perspektif, Mataram, Nusa Tenggara Barat, Jum'at 13 Dzulqo'idah 1439 H, 27 Juli 2018 M. di Aula Islamic Center Masjid Hubbul Wathan.
Keterangan Gambar:
- Ust Sofyan Siroj Bersama Ust Profesor, DR, Ibrahim Sholah Hudhud (Mantan Rektor Al Azhar University, Kairo Mesir) pada acara Konferensi Ulama Internasional dengan Tema Moderasi Islam Perspektif, Mataram, Nusa Tenggara Barat, Jum'at 13 Dzulqo'idah 1439 H, 27 Juli 2018 M. di Aula Islamic Center Masjid Hubbul Wathan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar