بسم الله الرحمن الرحيم
1. Mengusahakan pendidikan agama yang baik (تربية حسنة) bagi anak-anak dan generasi mendatang, merupakan suatu kewajiban syar’i sekaligus suatu kebutuhan.
قَالَ رَسُوْلُ الله s: كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ حَتَّى يُعْرِبَ عَنْهُ لِسَانُهُ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يَنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ. {رواه الأسود بن سريع}.
“Rasulullah Saw. bersabda: “Setiap anak (manusia) itu dilahirkan dalam keadaan suci hingga dia dapat berbicara. Maka orang tuanyalah yang menjadikan ia menjadi seorang Yahudi, Nasrani atau Majusi.” (HR. Aswad bin Sari’).
Imam Ghazali mengatakan: لَوْلاَ التَّرْبِيَّةُ لَكَانَ النَّاسُ كَالْبَهَائِمِ (Kalaulah tidak karena pendidikan, pasti manusia (perilakunya) seperti hewan).
2. Para Nabi dan Rasul Allah, selalu mengharapkan dan berdo’a kepada Allah SWT agar mendapatkan anak keturunan yang shaleh, yang kuat, bahkan menjadi pemimpin orang-orang yang bertaqwa.
قَالَ اللهُ تَعَالَى: رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ. {البقرة : 128}.
”Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah: 128).
قَالَ اللهُ تَعَالَى: هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُ قَالَ رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ. {ال عمران : 38}.
”Di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa." (QS. Ali Imran: 38).
قَالَ اللهُ تَعَالَى: وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا. {الفرقان : 74}.
”Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Furqan: 74).
Anak yang shaleh (dalam pengertian luas) disamping bermanfaat di dunia ini juga akan mengalirkan pahala bagi kedua orang tuanya yang sudah meninggal dunia
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ s: إِذَا مَاتَ ابنُ آدَمَ اِنْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةِ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْ لَهُ.{رواه أبو داود}.
“Rasulullah Saw. bersabda: “Jika seseorang telah meninggal dunia, maka terputuslah amal perbuatannya, kecuali tiga hal; shadaqah jariah, ilmu yang bermanfaat dan anak shaleh yang mendo’akan (kedua orang tuanya).” (HR. Abu Dawud).
3. Diantara materi pendidikan yang menjadi kewajiban orang tua mengajarkannya pada anaknya, antara adalah sebagai berikut:
1. Pengenalan tahuhit/keimanan à QS. Luqman [31]: 13.
قَالَ اللهُ تَعَالَى: وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لاَ تُشْرِكْ بِاللهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ. {لقمان : 13}.
”Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar." (QS. Luqman: 13).
2. Akhlaqul karimah Orang tua
Keluarga
Sesama
قَالَ اللهُ تَعَالَى: وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُوا إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاَهُمَا فَلاَ تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلاَ تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلاً كَرِيمًا (23) وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا (24). {الإسراء : 23-24}.
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia (23) Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil." (QS. Al-Isra’: 23-24).
قَالَ اللهُ تَعَالََى: وَلاَ تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلاَ تَمْشِ فيِ الأَرْضِ مَرَحًا إِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ (18) وَاقْصِدْ فيِ مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِنْ صَوْتِكَ إِنَّ أَنْكَرَ الأَصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِيرِ (19). {لقمان : 18-19}.
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri (18) Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” (QS. LUqman: 18-19).
3. Menegakkan shalat
قَالَ اللهُ تَعَالَى: فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلاَةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا. {مريم : 59}.
“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan.” (QS. Maryam: 59).
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ s: إِذَا عَرَفَ الْغُلاَمُ يَمِيْنَهُ مِنْ شِمَالِهِ فَمُرُّوْهُ بِالصَّلاَةِ. {رواه أبو داود}.
“Rasulullah Saw. bersabda: “Jika seorang anak (kecil) sudah mengetahui (membedakan) antara tangan kanan dan tangan kirinya, maka perintahlah dia untuk mengerjakan shalat.” (HR. Abu Dawud).
4. Membaca Al-Qur’an
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ s: أَدِّبُوْا أَوْلاَدَكُمْ عَلَى ثَلاَثِ خِصَالٍ حُبِّ نَبِيِّكُمْ وَحُبِّ أَهْلِ بَيْتِهِ وَقِرَاءَةِ الْقُرْآنِ فَإِنَّ حَمَلَةَ الْقُرْآنِ فيِ ظِلِّ اللهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ مَعَ أَنْبِيَائِهِ وَأَصْفِيَائِهِ. {رواه الديلمي عن علي}.
“Rasulullah Saw. bersabda: “Berilah tiga macma pendidikan kepada anak-anak kalian: Cinta pada nabinya, cinta pada keluarganua, membaca Al-Qur'an, dan membaca Al-Qur'an. Barangsiapa yang hafal Al-Qur'an, maka kelak dia akan berada pada naungan-Nya, ketika tidak anak naungan kecuali naungan-Nya, bersama para nabi dan kekasih-Nya.” (HR. Daelamiy dari Ali).
4. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mendidik: a) contoh dan suri tauladan, b) Memberikan rizki yang halal.
قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَا أَيــُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فيِ الأَرْضِ حَلاَلاً طَيِّبًا وَلاَ تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنُّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِيْنٌ. {البقرة : 168}.
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 168).
Rizki yang haram berpengaruh Do’a à Tidak akan dikabulkan
Ibadah à Tidak akan diterima
Berpengaruh pada perilaku