Senin, November 10, 2008

Orang Hebat Sadar Diri


Coba sebutkan siapa saja sosok yang muncul di benak Anda ketika diminta menyebut beberapa nama orang hebat? Karna apa? Atas dasar apa? Mungkinkah karna bakat, potensi, dan bukti prestasi atau karya-karyanya sehingga mereka dikatakan hebat. Ataukah karna kebaikan, ketulusan, dan teladan dirinya yang menjadikan mereka hebat. Anda benar, meraka hebat atas dasar itu semua. Dan satu hal, mereka sadar diri atas capaian mereka selama ini. Yah, orang hebat adalah orang yang sadar diri.

Kesadaran diri adalah ujung pangkal pengelolaan diri meraih prestasi. Jamak bagi kita bahwa prestasi melekat dalam pribadi orang hebat. Mereka sadar sebelum akhirnya menyadarkan. Mereka tergerak sebelum akhirnya menggerakkan. Mereka show sebelum akhirnya share. Sadar adalah sebentuk terma untuk menengarai kekuatan. Kekuatan pengubah dari lemah menjadi kuat dan hebat, dari biasa menjadi luar biasa, dari nobody menjadi somebody. Sadar berarti sepenuh akal dan sepenuh hati dalam berfikir, bersikap, dan bertindak. Sadar berarti memahami bahwa ada ruang pilihan diantara stimulus dan respon. Orang sadar menjadi sangat otonom, sangat merdeka, dan sangat berkuasa. Berkuasa atas pilihan-pilihan hidupnya.

Sadar diri memiliki dua dimensi. Satu dimensi "Aku" yang berorientasi ke dalam. Dan satunya dimensi "Mereka" yang berorintasi ke luar. Yang pertama adalah produk keakuaan (ego) yang selalu diawali dengan pertanyaan "Siapa Aku?". Lalu menyembul darinya pertanyaan-pertanyaan lainnya dan berujung pada sesosok pribadi yang memiliki "Konsep Diri." Dengan "Konsep" ini, diri mereka bukan hanya seonggok daging bertulang yang hidup dan melakukan aktivitas kehidupan. Namun, dengannya, mereka menjadi "hidup" memancarkan pesona rasa, kata, dan karya yang terberdaya. Ada pengakuan disana - pengakuan dari sesamanya - bahwa mereka punya selera rasa, kata, dan karya yang luar biasa. Artinya mereka bisa menunjukkan kepada dunia "keakuannya" dalam bentuk prestasi yang mungkin hanya berada dalam ruang-ruang idealita orang kebanyakan.

Sementara dimensi yang kedua, adalah produk dari interaksinya dengan banyak "Aku" di luar dirinya. Bentuknya bisa macam-macam: sinergi-kompetisi, memuliakan-menjatuhkan, pertemanan-permusuhan, dll. Orang-orang hebat memilih jalan manusia bertanggung jawab. Tidak sekedar tanggung jawab dari dan untuk dirinya, tapi juga tanggung jawab dari dan untuk kemanusiaan yang luas. Artinya begini, orang hebat selalu berfikir manfaat suatu perbuatan bukan hanya buat-"ku", tapi juga buat "mu" dan "mereka." Selalu ada ruang yang luas bagi kemajuan bersama orang-orang di sekitarnya.

Orang hebat memang memiliki "keakuan" yang kuat. Yang darinya menyembul berbagai pesona diri berupa rasa, kata, dan karya yang luar biasa. Namun, "keakuannya" selalu seiring dengan keinginannya untuk melihat potensi-potensi "aku" di luar dirinya juga berkembang. Maka orang hebat memilih jalan sinergi daripada kompetisi, pertemanan daripada permusuhan, memuliakan daripada menjatuhkan dan jalan-jalan lain yang memungkinkan semua potensi terberdaya dan memberdayakan. Orang hebat sadar dirinya - demikian juga orang lain - punya karunia bakat, talenta, dan potensi yang luar biasa. Ia berusaha mencari, menggali, menemukan, dan mengembangkan ketiganya dan dengan kesadaran penuh mengabdikannya untuk memenuhi risalah penciptannya: ibadah, menyempurnakan akhlaq, dan memakmurkan dunia.

Tidak ada komentar: