Rabu, Desember 12, 2007

SINEMATOGRAFI PILGUBRI RIAU 2008

Dua Pekan lalu kalau ada yang menonton Republik Mimpi di Metro TV pasti akan ”nyambung” dengan tema ini. Tema pembahasan spesial hari pahlawan newsdot com itu ada anekdot yang yang akan kita ambil sebagai pembuka. Menjawab dua pertanyaan dari Si Jadul sang sekretaris sang kabinet yakni; Pertama apa hubungan antara semangat pahlawan dengan kemacetan lalu lintas. Pertanyaan kedua mengapa pahlawan Kapitan Pattimura bisa ditangkap Belanda ? Jawaban pertanyaan pertama adalah semua jalan yang bernama pahlawan bisa dipastikan macet, contoh jalan Gatot Subroto di Jakarta macet, Jalan Ahmad Yani di Makasar macet bahkan di Pekanbaru jalan Jendral Sudirman dan Tuanku Tambusai mengalami kemacetan pada jam-jam sibuk. Pertanyaan kedua singkat saja, hanya satu kata yakni takdir.

Kalau kita lihat parodi menjelang pilgubri Riau yang akan di helat 2008 persis sesuai dengan Sinetron. Opera sabun kata orang bule. Semua calon sudah mulai tampang aksi dengan gaya dan pose masing-masing. Sehingga tingkah laku mereka lebih mirip selebriti yang jual tampang dimana-mana demi mendongkrak popularitas. Karena Pilgubri Riau 2008 ini sudah mirip konser AFI. Kemenangan bukan ditentukan oleh potensi, tapi ditentukan oleh Piti (dana), koneksi dan aksi selebriti.

Mentrasformasi masyarakat menuju ke kehidupan yang lebih baik adalah kewajiban suci setiap kita. Setiap yang menyusun konsep di belakang ( para pemikir strategis ) atau yang turun langsung sebagai aktornya haruslah sekuat tenaga mengikuti jalur etika yang baik dan benar. Celakanya pada titik inilah para elite politik belum mampu mencontohkan budaya dan teladan yang baik dalam dunia perpolitikan. Sebaliknya tanpa rasa malu mereka mencontohkan perilaku yang keluar dari koridor moral, seperti isu korupsi, sikap boros yang anti sense of crisis berdampak logis pada pemisahan secara tegas dalam aspek moral dan aspek politik. Diam-diam rupanya para politisi kita saat sekarang ini menjadi penghayat setia ajaran Machiaveli ; politisi yang berbicara moral di wilayah politik adalah politisi yang tidak tahu dengan politik. Ini sangat bertentangan dengan wacana politik yang kita gulirkan sekarang yakni politik yang berlandaskan moral

Charles F Andrain dalam buku Political and Social Change :An Introduction of Political Science (1990) membedakan ada tiga tipe kepemimpinan. Pertama, tipe ilmuwan, tujuannya mengkaji peristiwa yang bersifat empirik dan actual untuk mengetahui keadaan sebenarnya dalam masyarakat. Pendekatan yang mereka lakukan adalah metode ilmiah yang obyektif dan universal. Sedangkan pengaruhnya hanya pada kalangan terbatas kecuali kalau sarannya di pakai oleh penguasa. Ini grup pembisik dalam istilah politik bangsa Indonesia.
Kedua, tipe politisi mempunyai tujuan memperoleh dan mempertahankan kekuasaan, membuat dan melaksanakan keputusan. Pendekatan mereka adalah metode pangambilan keputusan yang bersifat segera dan jangka pendek. Pengaruhnya langsung dan menentukan nasib orang banyak. Dalam bahasa kita penguasa.

Ketiga tipe negarawan, tujuannya merenungkan kondisi yang terjadi di masyarakat sekarang dan mengantisipasi kemungkinan yang terjadi di masa yang akan datang. Pendekatannya metode filosofis dengan panduan etika dan moral. Sedangkan pengaruhnya ssekarang mungkin belum terasa baru terungkap di masa yang akan datang. Tetapi di masa transisi bisa dijadikan rujukan. Masyarakat kita menyebutnya penasehat spritual.

Setelah lelah dengan banyak teori kita lihat kenyataan di lapangan saat sekarang ini. Ilmuwannya banyak yang memberikan informasi semu kejadian sebenarnya masyarakat. Termasuk manipulasi survey dan polling tingkat ketokohan calon penguasa. Politisinya cenderung enggan melepas kekuasaan dan mengorbankan kepentingan nasib orang banyak. Sedangkan yang paling kacau adalah penasehat spritualnya adalah parnormal alias dukun. Cukup meraba masa depan dengan mengandalkan penerawangan saja.

Yang dibutuhkan dunia saat sekarang ini bukan politisi tapi pemimpin. Ini adalah kata-kata perdana Menteri Singapura yang akhirnya menjadi maskot di sana, pernyatan ini dilontarkan para politisi di sana berkaitan dengan digantinya ia oleh perdana mentri Lee yang dianggap terlalu jinak, sopan dan elegan dalam berpolitik. Tidak seperti mentornya yang tegas dan agak bertangan besi. Kita semua harus berubah. Ya pemimpinnya, ya masyarakatnya. Dan jangan pernah ada kata mundur dalam berjuang. Karena dalam sejarah hanya memberikan empat tiket tempat duduk. Menjadi pembuat sejarah, aktor sejarah, pembaca dan pecandu sejarah atau yang paling tragis menjadi korban sejarah. Pilihan tetap ada di tangan kita.

Perubahan ke arah yang lebih baik adalah suatu keharusan di mana sasaran dari perubahan tersebut adalah individu, kelompok dan lembaga yang ditunjuk sebagai sasaran perubahan. Perubahan itu harus mencakup paling tidak 3 aspek dasar yaitu ;
Pertama, sifat perubahan yaitu aksi bukan reaksi suatu kondisi. Karena perubahan reaksi tidak tidak memiliki idealisme dan semata di dorong oleh kepentingan manusiawi. Seperti aksi saling biokot antara Riau satu dan Riau dua yang nampaknya sudah perang terbuka diatas tanah. Kalau kemarin masih di bawah tanah. Isu yang sudah diangkat oleh harian ini dalam fokus minggunya bahwa disinyalir ada aksi demo-mendemo seorang tokoh untuk mendiskreditkannya. Walaupun tidak ada yang mengakui hal itu, yah itulah politik. Senyum di depan tikam di belakang.

Kedua perubahan bergerak dari sesuatu yang tidak teratur menjadi lebih teratur. Sekarang ini sudah terasa pansanya hawa politik. Semua calon dan pendukungnnya sudah pasang kuda-kuda untuk saling bertarung. Senyum manis sudah berubah menjadi kecut. Kalau dalam ilmu kepribadian biasanya senyum yang baik itu ukuran lebar bibir yang terbuka serasi dan selaras. Namun sekarang sudah mencong-sana mencong sini tidak simetris kata orang matematika.

Ketiga terkait dengan aset perubah yaitu manusianya sendiri. Manusia yang yang menjadi pemimpin itu harus memiliki kekuatan yang cukup, potensi yang memadai untuk dioptimalkan dan bisa mempotensikan orang lain. Cukup rumit bahasanya, serumit bagaimana melaksanakannya. Ada adagium ahli sejarah dan sosiologi menyatakan untuk melihat bgaimana tingkat peradaban sebuah masyarakat di lihat dengan opini yang disuarakan oleh para pemimpinnya. Bila anggota dewan sibuk dengan laptopnya dan lainnya dengan sapi dan rumahnya. Maka tingkat peradaban mereka, Hanya sebatas sapi margin bawahnya, rumah di margin tengahnya dan laptop margin atasnya.

Ketika hujjah tidak lagi terasa tajam menyentuh tembok kesadaran. Disaat nilai-nilai sudah longgar dan tidak bisa terbantahkan lagi. Semua serba membingungkan. Kita serasa hadir dalam ruang dan waktu bukan sebagai manusia lagi. Namun serasa berada dalam ruang dan waktu yang berbeda dengan kemaslahatan bersama. Saat ini kita bertanya-tanya soal kemunafikan-kemunafikan yang menyeruak di sentero jagad. Sehingga akhirnya kita tediam dan menyadari bahwa kita adalah manusia yang kehilangan semangat kemanusiaannya.

Nah apakah kondisi kekinian dalam sikut menyikut dalam peran aksi pilkada ini akan terus ditampilkan di panggung sinetron pilkada pemilihan gubernur Riau saat sekarang ini ? sebagian teman-teman yang saya ajak berdiskusi ada yang berkesimpulan sesuai dengan dengan jawaban si jadul menteri sekretaris kabinet Republik Mimpi, Mengapa kapitan pattimura dan pahlawan lain tertangkap ? yah ... sudah takdi barangkali. Mengapa Pilkada Gubernur Riau seperti ini ... ? Yah sudah takdir barangkali. Selamat helat raya Ncik dan Puan, semoga semua mimpi kita jadi kenyataan.

Boikot AS, Siapa Takut ?

Serangan Amerika Serikat Kepada Negara Muslim Irak yang tidak berdaya dan merupakan negara yang sangat kropos merupakan bentuk terorisme yang amat nyata. Negeri seribu satu malam itu sekarang berubah menjadi negeri seribu satu mesiu, seribu satu teriakan,seribu satu tangisan. Korban sudah mulai berjatuhan. Skenario Afganistan kedua mulai kembali dipertontonkan oleh generasi Bush yang gila perang.
Saya menangkap nada kebimbangan, keraguan akan kemampuan kita bangsa Indonesia dan wabil khusus warga Riau dan masyarakat Pekanbaru untuk memboikot produk Amerika dan Yahudi..Keraguan ini diungkapkan oleh beliau bukan karena membela Amerika, tetapi melihat realita ketergantungan Indonesia yang yang sangat tinggi dengan negara Paman Sam tersebut.
Fenomena ini beliau istilahkan dengan pepatah “ Anjing menggonggong, Kafilah berlalu” Karena kalau paginya resetoran McD di datangi pendemo, maka setelah mereka membubarkan diri,Tempat itu kembali dipenuhi pengunjung. Maka pertanyaan itu terulang kembali ‘Sanggupkah kita memboikot Amerika ?’
Sebelum Boikot- memboikot kita harus tahu dulu, apa untungnya kita boikot dan atas alasan apa kita memboikot ? Dalam buku Quantum Learning dinyatakan kita harus mengetahui lebih dahulu AMBAK dalam melakukan segala sesuatu. AMBAK aritnya Apa Manfaatnya Bagiku? Kita harus memberikan pendidikan politik dan pengetahuan kepada masyarakat sebelum kita memboikot. Setelah itu apakah permasalahannya selesai ? tentu tidak. Kita juga harus memberikan produk alternatif. . Maka ini menjadi tugas besar kita bersama. Harus ada jiwa-jiwa pendobrak yang diwakili pergerakan Mahasiswa,harus ada teladan dari Pemimpin bangsa ini, Harus ada yang mengopinikan yang ini diwakili oleh insan Pers. Demikian juga maysarakat kita yang masih banyak tidak mau boikot karena perasaan ada gengsi yang harus dipertahankan. Pokoknya harus ada kerja sama dari semua pihak.
Alasan pertama adalah alasan keyakinan dan rasa keagamaan kita. Dengan pembelian McDonald’s saja berapa banyak Muslim Indonesia yang ikut andil membelikan peluru tajam yang digunakan tentara Zionis Israel untuk ditembakkan kepada anak-anak Palestina? Tahukah anda wahai masayarakat Indonesia dan Pekanbaru? Bahwa Chief Executivee (CEO) McDonald’s Jack M. GreenBerg –menurut situs resmi McDonald’s sendiri (www.mcdoalds.com/corporate/info/exec_bios/cor-greenberg/index.html http://www.mcdonalds.com/corporate/info/exec_bios/greenberg/index/html), menjabat Direktur Kehormatan Kamar Dagang dan Industri Amerika Israel negara bagian Chicago. McDonalds Corporation juga merupakan sponsor utama lembaga nirlaba Jewish United Fund yang menjadi penyuplai dana bagi militer prekonomian Israel. Coba cek pada situs www.juf.org/cent//partner.asp http://www.juf.org/cent/partner.asp)
Hal ini dikarenakan jasa-jasanya yang besar bagi zionis –Israel,oleh Jewish Fund, McDonald’s dianugrahi Jubilee Award.McDonald’s merupakan perusahaan raksasa ketiga yang terbesar menyalurkan dananya untuk Israel.Tulis situs Israel tersebut Februari 2002.
Hanya itukah yang punya andil membunuhi rakyat Palestina? Tidak juga.Muslim Indonesia hampir tiap hari berbelanja aneka barang kebutuhan rumah tangga bermade-in Amerika dari warung-warung kecil di pelosok kampung hingga supermal di kota besar.Makanya Ulama besar Dr.Yusuf Qaradhawi jauh-jauh hari telah mengeluarkan fatwa,”Tiap Riyal,Dirham,atau mata uang apapun yang anda belanjakan untuk membeli produk Amerika, maka disitu ada beberapa sen yang akan dibelikan senjata oleh Amerika untuk membunuhi Muslim Palestina dan muslim di belahan Bumi lainnya
“Haram Hukumnya membeli produk dagangan Yahudi dan Amerika .Hal itu merupakan salah satu dosa Jihad memerangi Amerika dan Zionis Israel, serta siapapun yang membantunya saat ini hukumnya fardhu ain bagi setiap muslim.Itu disebabkan Yahudi telah menghalalkan segala apa yang diharamkan Allah, serta tidak mengindahkan semua norma moraldan nilai-nilai kemanusiaan serta hukum Internasional .(Fatwa Dr.Yususf Qaradhawi)
Kedua, kita memboikot karena alasan kesehatan. Menghindarkan diri dari membeli produk Amerika seperti Fastfood (makanan cepat saji) dan softdrink (minuman ringan) ternyata ada manfaatnya, karena makanan tersebut cendrung membahayakan.Di negara asalnya, fastfood lazim dikenal sebagai junkfood (makanan sampah). Makanan sampah Amerika yang populer saat ini di Indonesia dan Pekanbaru adalah hamburger, ayam goreng (FriedChicken),hotdog, pizza, kentang goreng(french-fries),es krim,susu campur dan minuman ringan (softdrink).
Tiap hari hampir 30 persen orang Dewasa Amerika memakan hotdog yang mengandung kolesterol,gula dan garam yang sangat tinggi. Para praktisi kesehatan sedunia sepakat makanan seperti sekarang ini terbukti secara langsung mendorong terjadinya serangan jantung,stroke diabetes,kegemukan dan penyakit ginjal. Pola makan ala barat inilah yang menjadi penyebab utama penyakit modern mematikan ini.
Kecaman terhadap makanan sampah ini juga datang dari badan kesehatan Dunia (WHO) badan milik PBB ini mengingatkan jangan sering mengkonsumsi softdrink karena mengandung gula yang tinggi.Delapan anak Amerika diberitakan pernah mengajukan gugatan kepada Restoran McDonald’s di Newyork karena memderita obesitas (kegemukan) setelah mengkonsumsi Burger Big Mac nyaris tiap hari.Kejadian ini juga pernah terjadi di Eropa dan Australia.
Dalam draft Laporannya WHO mendesak pemerintah setempat untuk memperketat iklan-iklan TV mengenai makan tersebut. Peraturan yang diterapkan antara lain : setiap iklan softdrink harus jujur mencantumkan kadar gula. Dan pemerintah harus memberlakukan pajak tinggi untuk produk ini. Tapi bagaimana dengan Indonesia ? pemerintahnya adem ayem saja. Malah yang dinaikkan adalah BBM dan pencabutan subsidi BBM.Maka dipertanyakan keberpihakan pemerintah sekarang terhadap kesehatan dan keamanan rakyatnya.
WHO bahkan merekomendasikan agar mesin-mesin penjual minuman yang lazim ada disekolah-sekolah di bara harus dilarang sebuah harian Sidney Morning Herald (SMH 13/01/03) menurunkan berita tersebut. Ada lagi yang lebih mengejutkan. Sebuah penelitian di Universitas terkenal di Amerika Harvard melaporkan para gadis yang mememinum minuman bersoda seperti Coca Cola, Sprite, Pepsi lebih cendrung mengalami kerapuhan bahkan patah tulang.
Garyce Whyshak, asisten doen pada Harvard School of Public Health and Harvard Medical School berpendapat bahwa para gadis yang meminum soft drink tidak mengkonsumsi susu yang mengandung kalsium untuk menguatkan tulang akan berbahaya. Selain itu dai juga menunjukkan ada satu senyawa dalam Coca Cola yaitu assm fosforik yang ditengarai mampu melemahkan tulang..Penelitian ini lalu diterbitkan dalam Archives Of Pediatric and Adolescent Medicine.
Nah sekarang jelas bukan makanan sampah itu tidak mengandung bahan bermanfaat bagi tubuh dan cendrung membahayakan.Alhamdulillah sekarang dunia Islam sudah punya produk alternatif. Untuk Coca Cola kita dapat ganti dengan Zam-zam Cola buatan muslim Iran atau Mecca Cola yang hadir di Perancis.
Mecca Cola menyisihkan 10 persen penjualan satu botolnya untuk membantu anak palestina dan 10 persen lainnya membantu fakir miskin di Perancis. Malah dalam weaktu dekat ini akan mendirikan Restoran cepat saji muslim yang memenuhi standar kesehatan akan diberi nama “Al Hilal Fried Chicken”.
Peran Pemerintah sangat besar untuk menggaungkan aksi boikot ini. Di Negara tetangga kita Malaysia saja, beredar kabar mereka akan menggunakan Dinar Emas sebagai pengganti dolar dalam lapangan bisnis ekspor impor. Rencananya akan diterapkan mulai pertengahan tahun ini dalam upaya menggeser superioritas dolar. PM Mahathir sendiri menyetujui hal tersebut.
Sekarang kita pertanyakan Komitmen pemerintah kita Megawati dalam hal ini. Indonesia butuh bukti bukan janji. Jadi wajar kalau masyarakat tidak punya kepercayaan diri memboikot Amerika karena Pemimpinnya sendiri tak berani boikot.Malah memilih diam dan membuat bingung setiap orang. Menjual negara dan harga diri negara kepada Antek Yahudi. Terutama dalam divestasi Indosat.
Sekarang kita tinggal bertanya kepada mereka yang suka makanan sampah dan minuman berbuih itu, apakah dengan demikian mereka akan dapat menyamai Amerika dalam bidang teknologi seperti membuat satelit misalnya. Kalau ya maka makanlah terus ! kalau tidak marilah kita sedikit punya hati nurani untuk melakukan boikot demi izzah dan kehormatan kita.
Sungguh mengherankan orang tidak bangga lagi dengan makan ayam panggang atau ayam goreng buatan ibunya atau neneknya, tidak bangga makan pecel lele atau dendeng yang sangat diminati oleh orang barat tersebut. Kalau ini terus terjadi maka kita akan menjadi sampah dalam pergulatan peradaban ini. Seperti yang kita lihat sekarang ini. Indonesia tidak hanya dipandang sebelah mata, tapi dilihat dengan mata kaki. Indonesia akan jadi bangsa budak. Maukah kita jadi bangsa budak ? Jawabannya ada pada diri kita masing-masing.

Sekarang kami ingin melihat respon masyarakat.Kami rasa mahasiswa sudah sering bergerak. Bahkan sebelum serangan itu benar-benar terjadi. Namun kami hanya ditonton oleh masyarakat tanpa mau ikut serta.Tetap saja membeli produk amerika dan dedengkotnya. Siapa yang salah? Kami kira kita semua. Marilah kita semua bertobat,memperbaiki diri dan berusaha berbuat lebih baik. Insya Allah, Allah bersama kita.
Sumber:
1.Majalah Sabili No.14 Thn.X 30 Januari 2003
2. www.eramuslim.com
3. www.islamonline.com
4. www.myquran.com.

TRANSFORMASI EMOSIONAL MENUJU KREATIF

Indonesia terkenal dengan negeri pengamat dan komentator. Dari komentator bola sampai ke komentator politik. Pemerhati lingkungan sampai dengan pemerhati sosial. Fenomena ini mungkin karena budaya tutur lebih melekat daripada budaya menulis dalam kebudayaan bangsa kita. Sehingga bangsa kita ini lebih banyak memperhatikan daripada menganalisa, lebih banyak melihat tinimbang meneliti, lebih banyak mendengar daripada mencari kebenaran .
Bahkan kita lebih banyak hanya merasa kasihan dari pada empati. Perbedaan antara kasihan dan empati ini tentu sangat jauh berbeda. Kasihan hanya melihat dan merasa sedih dengan keadaan. Sedangkan empati, melihat keadaan lalu merasa sedih, memikirkan apakah yang akan terjadi kalau keadaan tersebut terjadi pada dirinya. Tidak cukup sampai disitu saja setelah itu ia tergerak dan bergerak untuk merubah keadaan tersebut.
Sebuah Hadist Rasulullah Saw mengatakan bahwa mencegah kemungkaran dengan kekuatan dan kekuasaan adalah iman yang paling mumpuni. Mencegah kerusakan dengan lisan adalah yang paling tinggi. Sedangkan dengan perasaaan adalah selemah-lemahnya iman. Kita hanya mengambil subtansi hadist tersebut karena bunyi hadist tersebut bukanlah demikian.
Menyatakan kita adalah bangsa yang terlalu terbawa perasaan adalah tidak terlalu naïf. Karena kita sudah membuktikan bangsa ini akan bersatu dan bergerak kalau ada ruang perasaan kita yang terusik. Tsunami di Aceh adalah contohnya dalam waktu yang tidak lama milyaran bahkan triliunan rupiah mengucur deras ke bumi serambi Mekkah yang porak poranda. Ketika lagu rasa sayang sayange dan lagu daerah kita yang lain dicaplok Saudara serumpun Malaysia kita meradang dan ambil posisi siap perang. Masih banyak contoh yang dapat kita tunjukkan sebagai bukti yang mengukuhkan bahwa kita adalah bangsa yang emosional.
Kita harus berubah dari masyarakat yang emosional menjadi masyarakat yang kreatif dan inovatif dan ujungnya adalah produktif. Dr. Ali Al Hamadi seorang pakar psikologi dunia dalam buku edisi terjemahan Indonesia ; 30 cara menjadi kreatif menyatakan proses kreatif merupakan proses sistematis di dalamnya seseorang akan membatasi tujuannya secara jelas. Kemudian dia menghimpun seluruh kekuatan akal, jiwa dan kata-kata untuk merealisasikan tujuan itu melalui pemikiran dan penemuan kreatif.
Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai. Sasaran adalah langkah-langkah tahapan dan target dalam setiap tahapan untuk mencapai tujuan akhir tersebut. Sehingga tergambar dengan jelas posisi kita saat sekarang ini seperti apa. Daya dukung kita untuk memcapai tujuan akhir sudah sampai dimana, kekurangan kita di bidang apa, peluang kita bagaimana inilah yang saya sebut dengan membuka jalan kreatif. Apabila jalan sudah jelas maka kita akan nyaman untuk meneruskan langkah.
Proses kreatif ini memerlukan ilmu dan pengetahuan. Mengapa kita katakan ilmu dan pengetahuan ? karena ilmu adalah apa yang harus kita pelajari untuk hidup sedangkan pengetahuan adalah ilmu yang diperlukan untuk memperbaiki taraf kehidupan. Jadi ilmu itu adalah kebutuhan pokok kita sedangkan pengetahuan adalah pokok kehidupan kita.
Orang yang kreatif adalah orang yang sukses. Orang yang sukses adalah orang yang mengetahui apa yang bisa menyampaikannya pada tujuannya. Setelah itu menempuh segala kemungkinan untuk bisa mencapainya dengan cara-cara kreatif pula. Kekurangan yang mendasar kedua dari bangsa kita adalah narsisme. Ego, keakuan, merasa diri sendiri benar dan kurang respek dengan lingkungan dan orang lain. Cendrung berpikir bagaimana kenyang, menang dan senang. Lamak di waang surang kata orang kita minang.
Akibatnya kita selalu melakukan hal yang sama untuk menyelesaikan persoalan yang sama dalam waktu yang berlainan. Hal ini sudah dikritik oleh sun tzu dengan mengatakan dalam war of artnya ;” aku tidak akan menggunakan strategi yang sama dalam medan dan lawan yang sama”.
Kita adalah sosok yang yang selalu melihat sesuatu dengan dengan kaca mata kita. Itupun masih bagus daripada dengan kaca mata kuda. Bijaksana sekali sabda Rasulullah dalam mendidik anak dengan memperlakukan mereka sesuai dengan umur jasmani dan umur sosiologis dan psikiologisnya. Saat usia balita jadikan ia sebagai teman sepermainan anda, ketika remaja jadikan ia sahabat anda, di saat dewasa jadikan ia teman anda.
Luar biasa, ini merupakan konsep pendidikan yang mengajarkan semua pihak untuk dapat memandang dengan berbagai sudut pandang. Masa balita adalah masa anak-anak yang ada dalam pikirannya hanyalah bermain dan tidak ingin memikirkan kesusahan pikiran sama sekali. Dia membutuhkan teman sepermainan yang dapat menemaninya. Orang tua mendapat nilai tambah dengan bias menyederhanakan persoalan apabila ada masalah pada anaknya. Karena biasanya mereka selalu bias menyelesaikan masalah besar dengan cara yang sederhana.
Ini sudah dibuktikan oleh ahli manajemen dunia dengan menanyakan dua pertanyaan sederhana kepada para eksekutif dan anak TK. Tetapi hasilnya sangat jauh berbeda. Anak TK bisa menjawab semuanya dengan baik, sedangkan banyak kaum eksekutif tidak dapat menjawabnya dengan baik.
Pertanyaan pertama, bagaimana caranya memasukkan gajah ke dalam kulkas. Anak TK menjawab buka pintu kulkas dan masukkkan gajahnya. Sedangkan kalangan eksekutif menyatakan dengan rumit. Ada yang menyuruh menyembelih dulu gajahnya dagingnya dipotong-potong masukkan kedalam kulkas. Atau ide yang lain buat kulkas yang ukuranya sebesar kandang gajah dan masukkan gajahnya setelah itu.
Pertanyaan kedua, bagaimana memasukkan zebra ke dalam kulkas tadi. Anak TK menjawab buka pintu kulkas, keluarkan gajahnya kemudian masukkan zebranya dan tutup pintu kulkasnya supaya zebranya tidak lari melihat gajah. Sedangkan jawaban eksekutif beragam tergantung jawaban awalnya.
Kita lihat perbedaaannnya bukan ? kita juga adalah bangsa yang split personality. Melihat yang sederhana dengan kompleks. Dan terlalu menyederhanakan sesuatu yang rumit. Setelah itu hanya yakin dengan pendapat sendiri dan tidak mau untuk memikirkannya sesuai dengan pemikiran orang lain.
Marilah kita mencoba sekali-kali untuk melihat sebuah persoalan dengan memakai kacamata anak kecil, ibu, ayah, pembantu, penjual, pembeli, tetangga, teman, masyarakat, keluarga atau yang lainnya.
Dalam dunia ilmu pengetahuan dalam suatu survey di Indonesia ditemukan fenomena 80% lebih penelitian skripsi, tesis dan disertasi menggunakan metode survey pustaka tanpa terjun ke lapangan sekalipun. Celakanya lagi terutama skripsi malah survey pustaka dengan skripsi lain alias plagiat.
Inilah bangsa kita apa adanya. Kita memang masih bangsa yang sedang tumbuh baru 62 tahun merdeka dari kolonialisme. Sedangkan Amerika membutuhkan waktu 200 tahun untuk bangkit. Cina juga punya siklus 200 tahun jatuh bangun dinasti. Cuma dinasti dalam Islam seperti dinasti terakhir Ustmani yang bias bertahan selama 650 tahun. Sedangakn dinasti lain tumbuh dan bertahan rata-dalam waktu 120-150 tahun.
Sebagai hiburan maka kita menyatakan ini wajar karena masih muda. Tapi kalau kita berpegang pada terori siklus perabadaban Ibnu Khaldun yang dipakai sampai sekarang oleh universitas apapun di atas dunia ini kita melihat Indosesia sudah sampai pada fase kedua peradaban.
Menurut Ibnu Khaldun dalam Mukaddimahnya siklus peradaban itu dimulai dari tumbuh, berkembang, eksistensi dan runtuh dan akan digantikan oleh peradaban lain. Beliau menyebutkan lama fasenya bervariasi antara 40-100tahun. Kenyataan dilapangan kalau kita meneliti keadaan sejarah sebuah bangsa atau peradaban memerlukan waktu tumbuh kurang dari 40 tahun, sedangkan waktu berkembang, eksistensi dan runtuhnya bervariasi.
Kalau kita ambil masa tumbuhnya 40 tahun berarti kita sudah 22 tahun dalam masa berkembang. Wajar keadaan kita masih jauh dari harapan yang ingin kita capai. Karena masa stabil adalah fase eksistensi. Kita masih memerlukan lebih kurang waktu 18 tahun lagi untuk menggapainya kalau kita beranggapan bahwa fase minimal adalah 40 tahun. Karenanya sudah sangat tepat kalau kita punya visi 2020. walaupun lebih sangat tepat lagi kalau kita membuat visi 2018.