بسم الله الرحمن الرحيم
1. Musibah sering didefinisikan dengan
كُلُّ مَا سَا ءَ الْمُؤْ مِنُ فَهُوَ مُصِيْبَةٌ
"Segala sesuatu yang membuat terkejut/sakit (fhisik, hati, pikiran) adalah musibah"
Sedangkan fitnah yang sering diartikan ujian bisa dalam bentuk hal-hal yang dianggap tidak menyenangkan seperti pengertian musibah, bisa juga dalam bentuk sesuatu yang menyenangkan, seperti materi, jabatan dan kedudukan maupun yang lainnya. Firman Allah dalam QS. Al-Anbiya ayat 35 dan QS. Al-Anfal ayat 25.
قَالَ اللهُ تَعَالَى: كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ. {الأنبياء : 35}.
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan." (QS. Al-Anbiya: 35).
قَالَ اللهُ تَعَالَى: وَاتَّقُوا فِتْنَةً لاَ تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ. {الأنفال : 25}.
"Dan peliharalah dirimu daripada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya." (QS. Al-Anfal: 25).
2. Musibah bisa dalam bentuk fhisik, materi/harta, perasaan bahkan juga agama /keyakinan; bisa juga bersifat individual bisa pula bersifat menyeluruh/bangsa.
قَالَ اللهُ تَعَالَى: وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الأَمْوَالِ وَالأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ. {البقرة : 155}.
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakuta, kelaparan, kekurangan harta, jira dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar". (QS. Al baqarah: 155).
قال رسول الله s : ... وَ لاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَناَ فيِ دِيْنِناَ وَلاَ تَجْعَلِ الدُّنيْاَ أَكْبَرَ هَمِّناَ وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْناَ مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا. .. {رواه الترمذى}.
"Dan janganlah Kau (Ya Allah) menjadikan musibah pada agama kami, dan janganlah Kamu menjadikan dunia sebagai tujuan terbesar kami dan sebagai puncak pengetahuan kami dan janganlah Kamu memberikan kekuasaan kepada kami orang yang tidak menyayangi kami." (HR. Tirmidzi).
3. Pelajaran/Hikmah dari Musibah
a. Peringatan dari Allah SWT karena banyaknya perilaku yang merusak yang dilakukan manusia (merusak akhlak, moral, pergaulan, lingkungan, dsb).
ظَهَرَ الْفَسَادُ فيِ الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ. {الروم : 41}
"Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari mereka (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)". (QS. Ar rum: 41).
قَالَ اللهُ تَعَالَى: وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ (30) وَمَا أَنْتُمْ بِمُعْجِزِينَ فيِ الأَرْضِ وَمَا لَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلا نَصِيرٍ (31) . {الشورى : 30-31}
"Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu) (30). Dan kamu tidak dapat melepaskan diri (dari adzab Allah) di muka bumi, dan kamu tidak memperoleh seorang pelindungpun dan tidak pula seorang penolongselain Allah"(31). (QS. Asy-Syuura: 30-31).
Dengan musibah tersebut diharapkan à manusia akan menyadari kekeliruannya dan memperbaiki prilakunya.
b. Ujian keimanan/kesabaran, sekaligus membersihkan dosa, mengangkat harkat derajat sesorang/sekelompok.
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ s : أَ شَدُّ النَّاسِ بَلاَ ءً اْلاَنْبِيَاءُ ثُمَّ اْلاَ مْثَلُ فَا اْلاَ مْثَلُ يُبْتَلَ ألرَّ جُلُ عَلَى حَسْبِ دِيْنِهِ : فَإِنْ كَانَ فيِ دِيْنِهِ صُلْبًا أَ شَدَّ بَلاَ ءَهُ، وَإِنْ كَانَ فيِ دِيْنِهِ رَقَّةً اُبْتُلِيَ عَلَى قَدْرِ دِيْنِهِ، فَمَا يَبْرَ حُ الْبَلاَ ءُ بِا لْعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِى عَلَى اْلاَ رْضِ، وَمَا عَلَيْهِ خَطِيْئَةٌ . {رواه البخارى عن مسعود}
"Orang-orang yang paling banyak musibahnya ialah para Nabi, kemudian orang-orang yang berada di bawah mereka demikianlah seterusnya; seseorang itu diuji dengan musibah sesuai dengan ukuran agamanya. Apabila seseorang agamanya kuat, maka kuat pula ujian musibah yang menimpanya; dan apabila agamanya lemah, maka ia pun diuji dengan musibah yang sesuai dengan kadar agamanya. Musibah itu tetap terus mengincar hamba Allah, dan baru ia meninggalkannya (berjalan bebas) di muka bumi ini, manakala dosa-dosanya sudah habis (terkikis oleh musibah)." (HR. Bukhari dari Sa'ad).
Musibah ini sering terjadi menimpa pada orang-orang yang baik, saleh seperti para Nabi, Salafus-Sholeh, Ulama dan orang-orang yang sungguh-sungguh beriman à Musibah bisa diartikan salah satu bentuk kasih sayang dari Allah.
Semua musibah tersebut harus disikapi dengan sabar, tabah, ulet dan tahan uji serta sikap muhasabah/introspeksi.
قَالَ اللهُ تَعَالَى: الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا للهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ (156) أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ (157). {البقرة : 156- 157 }
"(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun (156) Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk (157)." (QS. Al-Baqarah: 156-157).
Perbuatan-perbuatan yang mengundang musibah
1. Mendustakan ayat-ayat Allah
Mendustakan ayat-ayat Allah merupakan salah satu dosa yang mengundang bencana dan musibah:
قَالَ اللهُ تَعَالَى: وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ. {الاعراف : 96}
"Jika kalau sekiranya penduduk statu negeri senantiasa beriman dan bertaqwa, pastilah akan Kami akan limpahkan bagi mereka pintu keberkatan dari langit dan bumi, namun apabila mereka mendustakan (ayat-ayat) Kami, maka Kami akan menyiksa mereka karena tingkah laku mereka itu." (QS. Al-A'raf: 96).
2. Kufur Nikmat
Kufur terhadap nikmat Allah akan mengundang adzab yang sangat dahsyat dari Allah SWT:
قَالَ اللهُ تَعَالَى: وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ. {إبراهيم : 7}.
"Dan ingatlah ketika Tuhanmu memaklumkan: sungguh jika kamu mensyukuri nikmat-Ku, niscaya Aku akan tambah (nikmat) padamu, dan jika kamu kufur pada nikmat yang Aku berikan, niscaya adzab-Ku sangat dahsyat." (QS. Ibrahim: 7).
Kufur nikmat artinya semakin banyak nikmat Allah yang diterima semakin jauh pula dia dari Allah, kufur nikmat artinya juga mempergunakan nikmat pemberian Allah untuk kepuasan hawa nafsu, bukan buat hal-hal yang diridhai-Nya.
Al-Qur'an menggambarkan suatu negeri yang penuh dengan nikmat-Nya, akan tetapi karena penduduk negeri tersebut kufur terhadap nikmat Allah, maka negeri itupun akhirnya ditimpa bencana dan musibah:
قَالَ اللهُ تَعَالَى: وَضَرَبَ اللهُ مَثَلاَ قَرْيَةً كَانَتْ آمِنَةً مُطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِنْ كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللهِ فَأَذَاقَهَا اللهُ لِبَاسَ الْجُوعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوا يَصْنَعُونَ . {النحل : 112}
"Dan Allah telah membuat suatu pereumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tentram, rezki datang melimpah ruah dari segenap penjuru, tetapi (penduduk) nya kufur pada nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah menimpakan kepada mereka bahaya kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang mereka perbuat." (QS. An-Nahl: 112).
3. Kemewahan
Gaya kehidupan Hedonisme yang hanya mengejar kemewahan materi, hidup glamour penuh gembira ria sepanjang hari dengan aneka ragam hiburan yang mengundang kemurkaan Allah dan menimbulkan bencana serta musibah yang menghancur leburkan suatu negeri. Sebagaimana Allah firman dalam Al-qur'an:
قَالَ اللهُ تَعَالَى: وَإِذَا أَرَدْنَا أَنْ نُهْلِكَ قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُوا فِيهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنَاهَا تَدْمِيرًا. {الإسراء : 16}.
"Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menta`ati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya." (QS. Al-Isra': 16).
4. Meninggalkan Amar Ma'ruf Nahi Munkar
Mengabaikan Da'wah: Amar Ma'ruf (mengajak manusia kepada kebaikan), Nahi munkar (mencegah kamaksiatan) merupakan suatu hal yang menyebabkan kemurkaan Allah sehingga menimbulkan bencana dan musibah.
قَالَ اللهُ تَعَالَى: لُعِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى لِسَانِ دَاوُدَ وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ (78) كَانُوا لا يَتَنَاهَوْنَ عَنْ مُنْكَرٍ فَعَلُوهُ لَبِئْسَ مَا كَانُوا يَفْعَلُونَ (79). {المائدة : 78-79}
"Dikutuki Allah orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa bin Mryam. Yang demikian itu karena kedurhakaan mereka dan tingkah laku mereka yang melampaui batas (78) Mereka tidak punya kepedulian untuk mencegah kemungkaran yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat." (79) (QS. Al-Maidah: 78-79).
5. Kedzaliman
Kedzaliman merupakan salah satu pemicu kemurkaan Allah SWT. Karena Allah sangat membenci kadzaliman.
قَالَ اللهُ تَعَالَى: وَمَا كَانَ رَبُكَ مُهْلِكَ الْقُرَى حَتَّى يَبْعَثَ فيِ أُمِّهَا رَسُولاً يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِنَا وَمَا كُنَّا مُهْلِكِى الْقُرَى إِلاَّ وَأَهْلُهَا ظَالِمُونَ . {القصص : 59}
"Dan tidaklah Tuhanmu membinasakan kota-kota, sebelum Dia mengutus di ibukota itu seorang rasul yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka; dan tidak pernah (pula) Kami membinasakan kota-kota; kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan kedzaliman." (QS. Al-Qashas: 59).
Kewajiban Menolong/Membantu Yang Terkena Musibah
Terlepas dari berbagai sebab tersebut di atas, kita wajib membantu orang yang mendapatkan musibah, baik bantuan dengan materi, tenaga, fikiran maupun do'a untuk meringankan beban mereka.
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ s : تَرَى الْمُؤْمِنِيْنَ فيِ تَرَاحُمِهِمْ وَتَوَادُدِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ كَمَثَلِ الْجَسَدِ الْوَاحِدِ إِذا اشْتَكَىْ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِر جَسَدِهِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى. {رواه البخارى}.
“Rasulullah Saw. bersabda: “Engkau akan melihat orang-orang yang beriman dalam kasih sayang mereka, dalam kecintaan mereka dan dalam keakraban mereka antar sesamanya adalah bagaikan satu tubuh. Apabila salah satu anggotanya merasakan sakit, maka sakitnya itu akan merembet ke seluruh tubuhnya, sehingga (semua anggota tubuhnya) merasa sakit, dan merasakan demam (karenanya)”. (HR. Bukhari).