Kamis, September 04, 2008

Taubat dan istighfar


بسم الله الرحمن الرحيم

1) Manusia adalah yang potensial melakukan kebaikan, sekaligus potensial melakukan dosa dan kesalahan.

قَالَ اللهُ تَعَالَى: فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا (8) قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا (9) وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا (10). {الشمس : 8-10}.

”Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya (8) Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu (9) Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya (10).” (QS. Asy-Syams: 8-10).

2) Karena itu, bertaubat dan beristighfar bagi orang yang beriman merupakan sautu keniscayaan/keharusan.

قَالَ اللهُ تَعَالَى: قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لاَ تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللهِ إِنَّ اللهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ (53) وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لاَ تُنْصَرُونَ (54). {الزمر : 53-54}.

Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (53) Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi) (54).” (QS. Az-Zumar: 53-54).

قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَا أَيــُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأَنْهَارُ يَوْمَ لاَ يُخْزِي اللهُ النَّبِيِّ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ نُورُهُمْ يَسْعَى بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ. {التحريم : 8}.

”Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengan dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. At-Tahrim: 8).

Persyaratan Taubat Nashuha, antara lain:

a) Sedih dan menyesal karena telah berbuat dosa;

b) Berniat sungguh-sungguh, tidak akan mengulangi dosa tersebut;

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ s: اَلتَّائِبُ مِنَ الذَّنْبِ كَمَنْ لاَ ذَنْبَ لَهُ وَالْمُسْتَغْفِرُ مِنَ الذَّنْبِ وَهُوَ مُقِيْمٌ عَلَيْهِ كَالْمُسْتِهْزِئِ بِرَبِّهِ. {رواه البيهقي}.

”Rasulullah Saw. bersabda: ”Orang yang bertaubat dari dosa (yang telah dilakukan) seperti orang yang tidak punya dosa. Dan orang yang memohon ampun (kepada Allah) dari dosa (yang telah dilakukan), akan tetapi dia tetap pada perbuatan dosa (mengulangi dosa tersebut), maka dia seperti orang yang mengejek Tuhannya.” (HR. Baihaqiey).

c) Jika berdosa kepada sesama manusia, harus segera minta dimaafkan.

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ s: مَنْ تَابَ قَبْلَ أَنْ تَطْلَعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا تَابَ اللهُ عَلَيْهِ. {رواه مسلم}.

”Rasulullah Saw. bersabda: ”Barangsiapa bertaubat kepada Allah, sebelum matahari terbit dari Barat, maka Allah SWT akan menerima taubatnya.” (HR. Muslim).

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ s: إِنَّ اللهَ تَعَالَى يَبْسُطُ يَدَهُ بِاللَّيْلِ لِيَتُوْبَ مُسِيْئَ النَّهَارِ وَيَبْسُطُ يَدَهُ بِالنَّهَارِ لِيَبُوْبَ مُسِيْئَ اللَّيْلِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا. {رواه مسلم}.

”Rasulullah Saw. bersabda: ”Sesungguhnya Allah SWT membentangkan tangan (rahmat)-Nya pada malam hari untuk menerima taubat orang yang telah berbuat durhaka pada siang hari, dan membentang tangan (rahmat)-Nya pada waktu siang hari untuk menerima taubat orang yang telah durhaka pada malam hari. Keadaan tersebut terus berlangsung hingga matahari terbit dari Barat (hari kiamat).” (HR. Muslim).

3) Harus dikembangkan sikap bergembira ketika melakukan kebaikan, dan menyesal ketika melakukan kesalahan.

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ s: إِذَا سَرَّتْكَ حَسَنَتُكَ وَأَسَاءَتْكَ سَيِّئَتُكَ فَأَنْتَ مُؤْمِنٌ. {رواه الضياء عن أبي أمامة}.

”Rasulullah Saw. bersabda: ”Apabila engkau menyukai kebaikan dan engkau tidak menyukai kejahatan, maka engkau termasuk orang yang beriman (mukmin).” (HR. Adh-Dhiya’).

Tiga pilar masyarakat sejahtera Aqidah salimah, jauh dari syirik

Pembebasan dari kelaparan

Pembebasan dari rasa takut

Aqidah salimah, jauh dari syirik à Antara lain menghayati makna dari kalimat-kalimat istighfar.

4) Istighfar (memohon ampun kepada Allah) adalah ciri orang yang bertaqwa à QS. 3: 135.

قَالَ اللهُ تَعَالَى: وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ اللهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ. {ال عمران : 135}.

”Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” (QS. Ali Imran: 135).

5) Istighfar diucapkan dalam rangka meraih ampunan dan kasih sayang Allah SWT.

قَالَ اللهُ تَعَالَى: وَاسْتَغْفِرِ اللهَ إِنَّ اللهَ كَانَ غَفُورًا رَحِيمًا. {النساء : 106}.

Dan mohonlah ampun kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nisa’: 106).

قَالَ اللهُ تَعَالَى: وَمَنْ يَعْمَلْ سُوءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللهَ يَجِدِ اللهَ غَفُورًا رَحِيمًا. {النساء : 110}.

”Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nisa’: 110).

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ s: وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ لَوْلَمْ تُذْنِبُوْا لَذَهَبَ اللهُ تَعَالَى بِكُمْ، وَلَجَاءَ بِقَوْمٍ يُذْنِبُوْنَ فَيَسْتَغْفِرُونَ اللهَ تَعَالَى فَيَغْفِرُ لَهُمْ. {رواه مسلم}.

”Rasulullah Saw. bersabda: ”Demi Dzat yang jiwaku berada di dalam genggaman-Nya. Andaikan kalian tidak berbuat dosa, niscaya Allah akan mengambil (mencabut nyawa) kalian dan mendatangkan kaum yang berbuat dosa. Kemudian mereka memohon ampunan, lalu Allah mengampuni mereka.” (HR. Muslim).

6) Memperbanyak istighfar dengan penuh kesungguhan akan menggundang rizki dari Allah SWT.

قَالَ اللهُ تَعَالَى: فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا (10) يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا (11) وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا (12). {نوح : 10-12}.

”Maka aku katakan kepada mereka: "Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun (10) Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat (11) Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula didalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS. Nuh: 10-12).

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ s: مَنْ أَكْثَرَ مِنَ الإِسْتِغْفَارِ جَعَلَ اللهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا وَمِنْ كُلِّ ضِيْقٍ مَخْرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ. {رواه أحمد}.

”Rasulullah Saw. bersabda: ”Barangsiapa memperbanyak istighfar, maka Allah akan menjadikan untuknya kesenangan dalam setiap kesedihan, jalan keluar bagi setiap kesulitan dan memberinya rizki dari jalan yang tidak disangka-sangka (sebelumnya).” (HR. Ahmad).

7) Memperbanyak istighfar adalah mengikuti sunnah Nabi SAW.

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ s: وَاللهِ إِنِّيْ لأَسْتَغْفِرُ اللهَ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ فيِ الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِيْنَ مَرَّةً. {رواه البخاري}.

"Rasulullah Saw. bersabda: "Demi Allah, sesungguhnya aku (Muhammad) memohon ampun dan bertaubat kepada Allah setiap hari lebih dari tujuh puluh kali.” (HR. Bukhari).

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ s: سَيِّدُ الإِسْتِغْفَارِ أَنْ يَقُوْلَ الْعَبْدُ: اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لآإِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْلِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ. {رواه البخاري}.

“Inti (pokok) dari bacaan istighfar yang diucapkan seorang hamba adalah: “Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Ilah (yang patut untuk disembah) kecuali Engkau. Engkau yang menciptakanku, dan aku (adalah) hamba-Mu. Dan terhadap janji dan perintah-Mu aku (akan melaksanakan) dengan sekuat tenagaku. Aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan jahat yang aku perbuat. Aku mengakui akan segala nikmat-Mu yang telah Engkau (anugerahkan) kepadaku, dan aku mengakui atas (segala) dosa dan kesalahanku, maka ampunilah (Ya Allah) segala dosa dan kesalahanku. Karena sesungguhnya tidak ada Dzat yang dapat memberikan ampun, kecuali Engkau” (HR. Bukhari).

Tidak ada komentar: