Rabu, Desember 12, 2007

Refleksi 6 Tahun Reformasi

Sulit membayangkan wajah Indonesia saat ini , seandainya pada tahun 1998 Mahasiswa tidak bergerak menunjukkan peran serta tanggungjawabnya secara sosial politik, moral, dan intelektualnya terhadap masa depan bangsa Indonesia yang tercinta ini. Setidaknya ada tiga titik penting dan genting dlam gambar Indonesia yaang sedang berubah sejak tahun 1998 lalu. Pertama, Tekanan politik besar yang diproduksi secara nasional terhadap rezim Soeharto , sejak 8 April sampai 20 mei 1998. Kedua, eksistensi organ gerakan mahasiswa, terutama yang berbasis Islam yang outstanding dan leading di tengah-tengah kelesuan panjang ormas-ormas pergerakan mahasiswa. Ketiga, Performa handal pergerakan mahasiswa yang berbasis Islam sebagai kelompok aksi Demokrasi yang handal, visioner, konsisen dan moderat.

Pergerakan mahsiswa yang berbasis Islam telah menggoreskan tinta sejarahnya dengan kejatuhan inti rezim orde baru yaitu Soeharto pada 21 Mei 1998. Kita tidak boleh surut lagi ke belakang. Kapal perang telah kita bakar. Sekarang musuh birokrasi orde baru masih berada di depan kita semua. Sedangkan gelora laut kejenuhan dan kebosanan berjuang ada di belakang kita. Apabila tidak konsisten lagi berjuang, lalu mundur ke belakang maka badai samudera apatis dan putus asa akan menggulung kita.

Keterlibatan pergerakan mahasiswa berbasis Islam dalam Revolusi Mei bukan saja lembaran saksi peristiwa politik paling penting di Asia dalam 10 tahun terakhir ini.Tapi menunjukkan sebuah karya besar. Angkatan muda Islamdan gerakan mahasiswa lainnya boleh bersyukur telah melakoni peran itu secara baik. Kita tidak tahu apakah esok sebaik kemarin. Yang jelas kita telah menuliskan peran kita dalam lembaran sejarah. Kita telah menuliskansejarah kita sendiri. Sekarang pena dan tinta itu masih di tangan kita marikita terus kita goreskan kembali sejarah tersebut. Jangan titipkan reformasi kepada orang lain.

Karena kita pergerakan mahasiswa yang berbasis Islam yang memulai keran demokrasi ini. Kitalah yang harus bertanggungjawab dengan kelangsungan hidup reformasi. Reformasi bukanlah hadiah dari Pengunduran diri Soeharto. Reformasi adalah hasil perjuangan pergerakan mahasiswa Indonesia. Reformasi telah ditebus dengan keringat, darah, harta, serta jiwa-jiwa yang melayang, bukan saja dari mahasiswa tetapi seluruh nyawa ummat. Karena Kematian seorang manusia disebabkan oleh kezhaliman satu orang atau satu kelompok sama dengan kematian semua penduduk bumi ini.

Sekarang reformasi sedang stagnan. Sekarang reformasi sedang sekarat. Sekarang reformasi sedang mati suri. Anak yang berumur 6 tahun itu sedang mengalami sakit yang berat. Kanak-kanak mungil yang seharusnya menjadi penghibur hati di kala resah itu sekarang sedang terbaring di pembaringan dengan nafas yang sesak, tubuh kurus kering, dehidrasi, diserang oleh virus-virus, kuman-kuman penyakit yang semakin hari semakin menunjukkan keakutan yang tragis.

Enam visi reformasi sekarang sudah menjadi dagelan. Indikator kesehatan kanak-kanak reformasi itu sudah tidak layak dipakai lagi. Sekarang saatnya kita untuk menyelamatkan kanak-kanak reformasi itu. Saatnya kita kembali menyatukan langkah dan gerak. Saat kita menggaungkan kembali semboyan-semboyan pergerakan kebenaran. Saatnya kita kembali menggaungkan simbol-simbol perjuangan dan perlawanan. Kita adalah singa perubahan. Berlakulah sebagai Singa jangan keledai. Jadilah singa yang berhati malaikat.

Mari kita cermati apa yang dikatakan oleh singa dakwah Islam zaman Rasulullah , Umar Ibnul Khatab. “ jika ada seribu orang berjuang , Aku satu diantaranya. Jika ada seratus orang yang berjuang , aku satu diantaranya. Jika ada sepuluh orang yang berjuang, Aku satu diantaranya. Jika hanya ada satu orang yang berjuang, maka itulah Aku.” Namun saya ingin menambahkan, “Jika tidak ada lagi orang yang berjuang, Maka Aku telah syahid menghadap RabbKu.”

Saudara-saudara seperjuangan, sudah 6 tahun reformasi kita gaungkan, namun belum ada perubahan yang signifikan dalam kancah dan ranah perpolitikan, ekonomi, sosial budaya bangsa Indonesia. Saatnya kita sekarang menggaungkan semangat perlawanan untuk menuntuskan perubahan Rabbani. Dengan menggaungkan simbol dan seruan perjuangan : “ Bangkit ….. lawan…. Hancurkan Tirani ….. Tuntaskan Perubahan Rabbani !

Hidup mahasiswa ….. !!! Tuntaskan Perubahan Rabbani!!! Ya Allah sesungguhnya kami telah sampaikan apa yang ingin kami sampaikan karena kecintaan kami terhadap –Mu. Maka saksikanlah Ya Rabb seru sekalian alam. Kokohkanlah langkah kaki kami untuk berjuang di jalan-Mu. Wallahu’alam.

Tidak ada komentar: